"Pagi itu sebenarnya saya dan teman-teman mau ngopi di Starbucks. Kebetulan saya punya kartu discount-nya. Tapi teman-teman saya yang merokok tidak bisa ikut ngopi di situ. Akhirnya kami ngopi di Kafe Walnut yang sejuk dan bisa merokok," kata Untung saat berbagi cerita di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Sabtu (16/1/2016).
Beberapa jam saat asyik ngopi, tiba-tiba Untung mendengar dentuman. Saat itu temannya di kesatuan yang sama, Ipda Tamat, sedang berada di kamar mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah yakin kalau itu adalah ledakan bom, dia dan Tamat langsung mencari titik kejadian. Seketika mereka langsung tahu bahwa bom meledak di kedai Starbucks yang sebelumnya jadi tujuan mereka.
Mereka langsung mendekat tanpa ragu meski itu bukan tugasnya dan belum ada perintah. Pertama-tama mereka langsung mengevakuasi korban yang bergeletakan, sebelum bom kedua dan selanjutnya akhirnya meledak.
Beberapa menit setelah itu, baku tembak terjadi. Untung dan Tamat tanpa ragu ikut terjun ke tengah baku tembak.
(Baca juga: Begini Foto Saat Polisi Baku Tembak dengan Pelaku di Thamrin)
"Waktu itu sudah banyak anggota yang pakai body vest (rompi anti peluru), saya bilang ke mereka yang di belakang, 'dik, aku pinjam body vest-mu ya', ternyata tidak ada yang mau. Rupanya mereka juga takut kena tembak, toh? Ya sudah saya maju saja tanpa body vest. Saya lihat senior-senior saya ada Kapolda, Karo Ops, Kabag Ops, beliau (menunjuk ke arah Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal), semua berani. Kenapa saya tidak berani?" ungkap Untung.
"Saya bilang ke Tamat, hari ini kita 'pesta' besar-besaran," lanjut dia.
AKBP Untung Sangaji (baju putih) bersama Kombes M Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (16/1/2016). Foto: Bagus Prihantoro Nugroho-detikcom |
Dia kemudian melihat ada satu pelaku yang menggendong bom di depan kedai Starbucks. Dia awalnya berpikir untuk melumpuhkan.
"Saya perintahkan si Tamat ini untuk tiarap. Dia biar incar kakinya. Begitu dia kena tembak di kaki, bom yang dia pegang di tangan rupanya sudah aktif, jatuh dan kemudian meledak," imbuh Untung.
Setelah meledak, rupanya si pelaku itu masih bergerak. Mata Untung bukan tertuju pada gerakan si pelaku saja, tetapi pada benda besar yang digendong.
"Itu rupanya bom gas elpiji. Bahaya kalau dia masih sempat nyalakan itu bom. Akhirnya saya hajar dadanya biar mati," kata Untung.
Begitu cepat peristiwa terjadi dan akhirnya baku tembak pun usai. Para pelaku di lokasi sudah ditembak mati semua, ada juga yang bunuh diri dengan bom.
"Waktu kejadian itu banyak yang lari. Saya tidak tahu apakah yang lari itu korban atau mungkin pelaku. Tapi saya heran dengan orang kita, kenapa di saat seperti itu masih sempat ambil momen untuk foto-foto? Enggak habis pikir saya. Tapi yang terpenting, saya tidak pernah bilang ada pelaku yang lari," ungkap Untung. (bag/fdn)












































AKBP Untung Sangaji (baju putih) bersama Kombes M Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (16/1/2016). Foto: Bagus Prihantoro Nugroho-detikcom