"Saya melintas di Sarinah ada ledakan di Starbuck cafe, mengeluarkan asap. Saya berpikir itu ledakan kompor. Belum sampai lampu merah berikutnya ada ledakan yg kemudian saya tahu adalah Pos Polisi," jelas Martuani, Sabtu (16/1/2016).
Berikut penjelaskan Kombes Martuani mengenai peristiwa itu:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Belum sampai lampu merah berikutnya ada ledakan yang kemudian saya tahu adalah Pos Polisi,
3. Sopir saya perintahkan putar balik ke arah sumber ledakan.
4. Berhenti persis didepan starbuck cafe. Saya turun dan segera memerintahkan anggota lantas untuk tutup dan mengisolasi TKP.
5. Saya tidak tahu kalau di belakang saya sudah ada anggota teroris yang acungkan senjata dan menembak kerumunan orang dekat pos Polisi. Orang yang berbaju hitam tertembak jatuh.
6. Mobil pajero hitam saya dilempar bom.
7. Anggota lantas dievakuasi.
8. Terdengar tembakan.
9. Saya mendekati starbucks cafe dari arah Sarinah didampingi sopir dan laki-laki berbaju putih (diduga AKBP Untung). Kita mulai menembak pelaku yang berbaju hitam bersembunyi di balik mobil putih.
10. Saya menembak dan mengganti magazen glock saya.
11. Pelaku tertembak. Kemudian meledak.
12. Kami bertiga masuk memastikan pelaku meninggal.
13. Ditemukan bom lempar diransel pelaku dan senjata pistol jenis FN. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini