Pria bernama asli Sunakim tersebut memakai baju biru tua, bertopi hitam, celana jeans dan sarung tangan. Senjatanya, pistol rakitan berjenis FN, bom lempar berbentuk granat, dan bom berdaya ledak besar.
Bersama salah seorang rekannya yang memakai baju biru muda dan rompi, Afif menembaki sejumlah pengunjung dari Starbucks yang berhamburan setelah ada ledakan bom pertama. Dia terlihat jelas di kamera sempat menembak seorang WNA yang sudah tak berdaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bom tersebut meledak di dekat mobil hitam milik polisi. Suara ledakan terdengar keras dan asap putih membubung tinggi. Bom lempar itu selain memiliki daya ledak juga berfungsi untuk merusak. Di dalamnya terdapat paku dan baut untuk membuat para petugas kepolisian terluka.
"Bom lempar, sebagaimana hasil deteksi kita," jelas Wakapolri Komjen Budi Gunawan di Thamrin, Kamis (14/1/2015) siang.
Namun, bom rakitan juga yang membunuh mereka. Saat berjibaku dengan aparat, Afif dan rekannya tersebut ditembak. Mereka dipastikan tewas setelah ada ledakan bom yang diduga dipicu oleh tembakan aparat. Bom itu berukuran lebih besar.
![]() |
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, pelaku menyerang dengan bom bunuh diri dan menggunakan lemparan bom yang mirip granat. Khusus untuk Afif dan rekannya tewas di tangan petugas kepolisian.
"Ada petugas polisi yang sedang bertugas diserang dengan bom bunuh diri juga. Ada polisi dan warga meninggal. Ada bom rakitan yang mirip granat," urai dia.
![]() |