Lulus Memuaskan, M Qodari Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Politik UGM

Lulus Memuaskan, M Qodari Resmi Sandang Gelar Doktor Ilmu Politik UGM

Bagus Kurniawan - detikNews
Kamis, 14 Jan 2016 18:19 WIB
Foto: Bagus Kurniawan/detikom
Sleman - Direktur eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari lulus ujian promosi doktor bidang ilmu politik di Universitas Gadjah Mada (UGM). Qodari dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Ujian terbuka yang berlangsung di kampus Fisipol lantai 2 hari ini, Kamis (14/1/2016) dipimpin Dr Erwan Agus Purwanto selaku Dekan dengan promotor Prof Dr Ichlasul Amal MA dan co promotor Dr Kuskridho Ambardi. Tim penilai adalah Dr Eric Hiariej MPhil, Dr Phil. Hermin Indah Wahyuni dan Prof Dr Djoko Suryo. Sedangkan tim penguji Prof Dr Agus Pramusinto dan Dr Erwan Agus Purwanto.

Dalam ujian terbuka selama lebih kurang 90 menit itu, Qodari menyampaikan disertasinya berjudul "Split-Ticket Voting dan Faktor-Faktor yang Menjelaskannya Pada Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Indonesia Tahun 2014".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hadapan tim penguji, Qodari mengungkapkan Split-ticket voting adalah fenomena yang lahir akibat adanya bermacam pemilihan seperti pemilihan legisltaif (DPR) dan pemilihan eksekutif (presiden). Split-ticket voting adalah fenomena politik, yakni pemilih membagi pilihannya di antara beberapa pemilihan. Misalnya antara pemilu legislatif fan pemilu presiden. Fenomena ini kerap terjadi pada pemilu di Indonesia pasca Orde Baru.

"Jika pemilih memilih calon yang berbeda untuk beberapa jenis pemilihan itu disebut split-ticket voting. Misalnya untuk pemilu legislatuf memilih Partai Golkar. Sementara untuk pemilu presiden memilih calon yang diusung Partai Demokrat. Pemilih membagi suara (split) untuk bermacam partai untuk beberapa jenisย  pemilihan," papar Qodari.

Menurut dia, di negara seperti AS dan negara Eropa, hal ini bukan hal baru. Namun di Indonesia, fenomena ini baru tampak semenjak pemberlakuan pemilihan presiden langsung pada tahun 2004. Di tahun itu pemilu legislatif dimenangkan Partai Golkar sebesar 21,6 persen suara. Disusul PDIP pada peringkat kedua dengan 18,5 persen. Tetapi pemilu presiden dimenangkan Partai Demokrat yang hanya peringkat kelima dengan 7,5 persen.

"Salah satu gagalnya calon dari Golkar dan PDIP karena ada pembelahan suara yang dilakukan pemilih dari Golkar dan PDIP. Pemilih PDIP tidak semuanya memilih Megawati. Demikian pula pemilih Golkar juga hanya sebagian yang mendukung calon yang diusung Golkar," katanya.

Menurut dia, split-ticket voting di Indonesia dapat disebut sebagai model low information. Hasil survei nasional dan analisa menunjukkan model dominan yng banyak diterapkan di AS dan negara Eropa itu tidak bisa menjelaskan split-ticket voting di Indonesia. Sementara, model low information cukup baik dalam menjelaskan perilaku split-ticket voting di Indonesia pada pemilu 2014 lalu.

Usai para tim penguji menanyakan kepada Qodari. Tim penguji kemudian melakukan sidang tertutup selama lebih kurang 20-an menit. Hasil sidang langsung dibacakan oleh ketua tim penguji Dr Erwan Agus Purwanto.

"Hasilnya lulus dengan predikat sangat memuaskan," kata Erwan.

Sementara itu promotor Prof Dr Ichlasul Amal mengungkapkan split-ticket voting seperti di Amerika Serikat bisa diterapkan namun ketika diterapkan di Indonesia tidaklah mudah.

"Saya berharap setelah anda menjadi doktor ini bisa mengembangkan ilmunya," pesan Amal.

Dalam acara ujian terbuka itu dihadiri oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, sejumlah tokoh politik dan anggota DPR RI seperti Hanafi Rais, Ruhut Sitompul, Fadel Muhammad, mantan Ketua PB NU KH Hasyim Muzadi dan lain-lain. Di luar gedung sidang terpasang puluhan karangan bunga ucapan selamat mulai dari Presiden RI Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla dan hampir semua menteri dan tokoh-tokoh politik dan anggota DPR, DPD RI. (bgs/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads