"Saat itu Pemkot Sukabumi sedang mengadakan acara kegiatan pembuatan 101 lubang biopori di Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole. Pas saya sedang meninjau taman layak anak, mereka (Gafatar) tiba-tiba muncul dan langsung ikut kegiatan bebersih di tempat tersebut. Terkait foto yang muncul itu saya memang tengah memberikan pengarahan kepada mereka," ujar Fahmi di ruang kerjanya, Rabu (13/1/2016).
Foto Fahmi terpampang di sini. Saat itu, Maret 2015, Gafatar mengadakan kerja bakti. Fahmi terlihat berdialog dengan massa Gafatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Fahmi, ia memberikan pengarahan terkait keberadaan Gafatar yang harus terdaftar di Pemkot Sukabumi sebelum melakukan kegiatan apapun. Apalagi saat itu muncul penolakan dari masyarakat terkait aktivitas Gafatar di Sukabumi.
"Kita minta mereka buat terdaftar tidak bisa serampangan langsung bikin acara, mereka ngotot bilang kegiatan mereka positif untuk aksi-aksi sosial. Tapi saya tegas saat itu mereka tidak bisa melakukan kegiatan apapun sepanjang belum terdaftar di Pemkot Sukabumi," lanjutnya.
"Kalau saya sebut modus mereka ini modus gitu ya mereka tiba-tiba datang bebersih begitu saja. Mereka hanya datang terus pergi lagi," sambung dia.
Fahmi memastikan organisasi Gafatar tidak terdaftar di Kota Sukabumi. Bahkan kantor organisasi itu juga berada di luar wilayah administratif Pemkot Sukabumi. "Sekretariat mereka bukan di wilayah kota, karena disini tekanan penolakan dari masyarakat juga cukup banyak," tandasnya. (trw/trw)