Secara harfiah nama Situ Buleud sendiri berarti danau yang berbentuk bulat. Situ seluas empat hektar ini berada di tengah pusat kota tepatnya di Jalan Kolonel Korner Singawinata, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta Kota, Kabupaten Purwakarta.
Jika merunut dari sejarah, keberadaan Situ Buleud sudah ada sejak jaman dahulu. Konon situ atau danau tersebut dulunya merupakan sebuah kubangan besar yang biasa digunakan oleh badak bercula satu sebagai tempat pangguyangan atau mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berdasarkan kisah itulah tepat di depan Situ Buleud terdapat patung badak bercula satu yang cukup besar. Beberapa daerah di Purwakarta pun memajang badak sebagai patung hiasan. Bahkan terdapat sebuah daerah dekat Situ Buleud yang bernama Ceuli Badak atau dalam bahasa Indonesia berarti telinga badak.
Seiring berjalannya waktu Situ Buleud pun mulai dibenahi pada tahun 1930 oleh RA Suriawinata yang merupakan pendiri Kabupaten Purwakarta. Selain sebagai tempat wisata Situ Buleud pun dulunya diperuntukkan untuk cadangan air bagi kawasan pemerintahan dan masyarakat sekitar.
Sejak menjadi lokasi wisata, Situ Buleud pun terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah saat Situ Buleud menjadi tempat untuk memancing warga karena ikannya yang banyak kala itu.
Selama pergantian kepemimpinan fungsi dan pembenahan Situ Buleud pun terus dilakukan. Bahkan beberapa waktu Situ Buleud sempat tak terurus sehingga kotor, banyak sampah, dan mulai ditinggalkan masyarakat sebagai lokasi rekreasi keluarga.
Namun sejak tahun 2013 di era kepemimpinan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Situ Buleud kembali dibenahi. Mulai dari penataan seperti pemasangan pagar hingga pelarangan masyarakat untuk memancing.
Hal itu merupakan langkah Dedi untuk mewujudkan Taman Air Mancur Sri Baduga menjadi ikon baru di kabupaten yang terkenal dengan Sate Maranggi agar lebih di kenal secara nasional maupun internasional.
Saat itulah pembangunan demi pembangunan mulai dilakukan. Dimulai dengan pembangunan patung Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi yang berada tepat di tengah-tengah danau. Posisinya yang tengah duduk bersila dengan 'kawalan' empat harimau putih membuat patung tersebut terlihat gagah.
![]() |
Tidak hanya itu, 1.000-an selang air mancur pun dipasang mengelilingi seluruh sisi Situ Buleud. Tepat di depan patung Sri Baduga terdapat sekira 30-an selang air mancur bertekanan tinggi yang bisa 'menari' mengikuti irama musik.
Pada malam pergantian tahun 2015 untuk pertama kalinya Bupati Dedi menggelar peresmian tahap pertama Taman Air Mancur Sri Baduga. Awal tahun ini, tepatnya 9 Januari 2016, peresmian tahap kedua pun sukses digelar.
Rencananya masih ada dua tahap peresmian yang akan berlangsung pada tahun ini dan tahun depan. Kira-kira apa kejutan yang akan ditampilkan dalam peresmian tahap ketiga dan keempat itu ya? (trw/trw)