Kantor Gafatar di Surabaya Sudah Ditinggal Sejak 4 Bulan Lalu

Orang Hilang Direkrut Gafatar

Kantor Gafatar di Surabaya Sudah Ditinggal Sejak 4 Bulan Lalu

Zaenal Effendi - detikNews
Rabu, 13 Jan 2016 00:09 WIB
Foto: Zainal Effendi/detikcom
Surabaya - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pernah menyewa salah satu ruang Kantor Dewan Koperasi Indonesia (Dekopindo) cabang Kota Surabaya di Jalan Tales II, RT 01 RW 10 Surabaya.

Namun ruang garasi yang disewa sudah ditinggalkan meski masa kontrakan baru habis Maret 2016 mendatang. Bahkan, papan nama Gafatar yang sempat terpasang berdampingan dengan Dekopindo juga sudah tidak terlihat terpasang.

Pantauan detikcom, Selasa (12/1/2016) malam sekitar pukul 20.00 WIB, tampak ruang garasi yang disewa Gafatar sudah tertutup rapat. Tidak terlihat atribut Gafatar di luar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah pindah sejak 4 bulan lalu," kata Purnomo warga Tales II yang rumahnya berhadapan dengan Kantor Gafatar Surabaya saat ditemui detikcom.

Kantor Gafatar di Surabaya (Fptp: Zainal/detikcom)


Menurut Purnomo, di dalam hanya ada beberapa bekas spanduk kegiatan sosial Gafatar yang pernah dilakukan di perkampungan di kawasan Bendul Merisi, Wonokromo 2014 silam. "Warga juga tidak tahu penyebab pindahnya kenapa. Tiba-tiba beberapa bulan terakhir sudah tidak ada lagi aktivitas sosial yang biasa dilakukan seperti kerja bakti kampung," ujarnya.

Ketua RT setempat, M Yunus mengatakan keberadaan Gafatar di kampungnya sama sekali tidak menunjukkan kegiatan mencurigakan maupun menyebarkan paham negatif. "Sejak pindah dari Rungkut Asri pengurus Gafatar, bahkan ketuanya Pak Rico meminta izin ke saya dan Pak RW setempat," ujarnya.

Selama di Tales II, kata Yunus, sama sekali tidak ada kegiatan yang mencurigakan. Malah banyak kegiatan sosial seperti pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah.

"Jadi tidak ada hubungannya keagaaman tidak ada. Bukan saya membela Gafatar tidak, tapi kenyataannya seperti itu. Bahkan kalau ada kegiatan kerja bakti saya disumbang personel sampai 30 orang Gafatar bukan saya menutupi," ungkapnya.

Bahkan Yunus sempat menegur seorang anggota Gafatar yang dianggapnya sebagai Ketua, bernama Rico untuk menanyakan keberadaan Gafatar yang diduga organisasi terlarang. Hal itu membuat Yunus memanggil Rico.

"Saya curiga saya panggil. Pak Rico malah bilang ini ada yang menumpangi Gafatar. Sejak saat itu, sudah jarang dan tidak ada kegiatan sosial lagi," pungkas Yunus.

(ze/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads