Akbar Lanjutkan Kuliah S3 di UGM

Cangklong Tas Ala Mahasiswa

Akbar Lanjutkan Kuliah S3 di UGM

- detikNews
Senin, 07 Mar 2005 14:02 WIB
Yogyakarta - Ke mana Akbar Tandjung setelah lengser dari panggung politik? Rupanya, semangat mencari ilmu eks Ketua DPR ini patut diacungi jempol. Mulai semester tahun ini Akbar memutuskan melanjutkan studi S-3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.Dia mengambil studi Ilmu Politik untuk program doktoralnya dengan cara studi independen (belajar sendiri). Dia juga harus bertemu langsung dengan dosen dan mengikuti beberapa mata kuliah tatap muka yang diasuh oleh para dosen senior di UGM.Misalnya saja pada Senin (7/3/2005), bapak empat putri ini tampak mengikuti kuliah pakar politik Prof Dr Ichlasul Amal. Kuliah dilakukan di lantai III gedung Pasca Sarjana UGM di Jl Teknika Utara Yogyakarta.Selain mendapat kuliah dari mantan rektor UGM itu, Akbar juga akan mendapat kuliah dari pakar politik Prof Dr Riswandha Imawan, Prof Dr Muchtar Mas'ud, Prof Dr Miftah Thoha, Dr Purwo Santoso dan Dr Nanang. Tak ada Prof Dr Amien Rais di daftar dosennya. Pada semester ini, dia juga harus menempuh enam mata kuliah dengan bobot 24 SKS."Saya hari ini berkonsultasi dengan Pak Ichlasul Amal yang menjadi pembimbing atau promotor saya. Dan saya sekarang mengambil studi Ilmu Politik program S-3," kata Akbar Tandjung kepada wartawan seusai kuliah di Pasca Sarjana UGM.Untuk dapat mengambil program doktor itu, Akbar diharuskan mengikuti beberapa mata kuliah. Namun sistem kuliah adalah studi independen, yakni tidak mengikuti perkuliahan, tapi bertemu langsung dengan dosen dan diberikan beberapa daftar buku yang harus dibaca. "Setelah itu bertemu lagi kemudian mendiskusikan materi buku yang disuruh baca," jelas orang Golkar ini.Akbar mengakui, meski sudah lama terjun ke dunia politik praktis sejak mahasiswa dulu, tetapi untuk mendalami ilmu politik belum pernah dilakukan. Setelah sekian lama praktek politik, dia berkeinginan mendalami Ilmu Politik."Saya baru mulai bulan Februari lalu setelah beberapa guru besar bersidang dan menerimanya. Tapi karena latar belakang saya adalah Teknik, maka saya diharuskan mengikuti beberapa mata kuliah lagi," kata Akbar yang saat kuliah berkemeja batik lengan pendek sambil membawa tas cangklong hitam layaknya seorang mahasiswa itu.Akbar Tandjung InstituteAkbar menceritakan, dia punya ide kuliah di UGM setelah bertemu dengan Jimly Ashiddiqie di DPR beberapa bulan lalu. Kala itu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu memberikan informasi bahwa di UGM ada program studi independen. Pada bulan Desember 2004 setelah Munas Golkar, Akbar mengontak Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi.Selanjutnya oleh Sofian, dia disarankan untuk menghubungi Ichlasul Amal yang mengelola program S3 Ilmu Politik. Amal pun memperbolehkan dengan catatan harus mengikuti beberapa sayarat diantaranya beberapa mata kuliah yang harus diikuti, TOEFL Bahasa Inggris dll.Menurut dia, kuliah di UGM ini akan mendukung kegiatan di lembaga studi Akbar Tandjung Institute yang didirikannya. "Sebab, waktu saya sekarang ini bisa dimanfaatkan untuk meneruskan idealisme saya sebagai orang yang pernah berkiprah di politik dalam membangun kehidupan yang demokratis, tapi bukan di politik praktis," tutur pria kalem ini.Pria kelahiran Sibolga ini merencanakan mengambil tugas akhir (disertasi) tentang Partai Golkar. Rp 6 Juta/SemesterSecara terpisah, Amal sebagai pembimbing mengatakan, dia sudah memberikan beberapa buku babon Ilmu Politik kepada Akbar untuk dibaca, dibuat resume dan didiskusikan setiap kali pertemuan. Beberapa buku babon yang harus dibaca adalah buku karya Herbert Feith, Lance Castles, Bennedict Anderson dll."Selain bertemu dengan saya, Akbar juga harus bertemu dengan Pak Miftah Thoha, Pak Muchtar Mas'ud dan pak Riswandha. Pertemuan bisa seminggu sekali atau berdasarkan janji yang telah disepakati lebih dulu," katanya.Untuk kuliah program doktor itu, SPP yang harus dibayar Akbar setiap semester sebesar Rp 6 juta. Sedangkan setiap SKS untuk beberapa mata kuliah yang diambil, dia harus membayar sebesar Rp 150 ribu/SKS. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads