Markas Gafatar di Semarang Ditinggalkan 2 Minggu Lalu, ini Penampakannya

Markas Gafatar di Semarang Ditinggalkan 2 Minggu Lalu, ini Penampakannya

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 12 Jan 2016 17:45 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pernah bermarkas di di Jalan Karanggawang RT 02 RW 06 Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Namun saat ini bangunan dua tingkat tersebut dibiarkan kosong ditinggal penghuninya.

Dari pantauan detikcom, Selasa (12/1/2016), rumah bercat abu-abu itu sepi dan memang tidak terlihat atribut Gafatar di luar, hanya saja ada spanduk tulisan "Nusantara Property".  Di sebelah kanan, kiri, depan, maupun belakang rumah itu merupakan lahan kosong.

Di dalam rumah, terdapat sejumlah ruangan ada ruang rapat dan ruang administrasi. Terdapat juga spanduk bertuliskan "Gafatar, gerakan fajar nusantara" dan di bawahnya bertuliskan "Ketahanan dan kemandirian pangan" dengan huruf yang dibentuk dari gambar buah. Sementara itu di lantai dua ada empat kamar dengan beberapa barang yang masih tertinggal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua RT setempat, Suhartono mengatakan bangunan itu disewa oleh dua laki-laki muda tahun 2015 lalu. Pria yang dipanggil Tono itu tidak begitu ingat nama mereka namun berasal dari Solo. Kegiatan yang dilakukan Gafatar di rumah itu tidak mencurigakan karena berkisar kegiatan sosial.

"Sejak tahun 2015, kegiatannya itu kayak tanam pollybag, pengobatan gratis, pas bulan puasa kemarin ada layar tancap nonton film Soekarno," kata Tono saat dihubungi melalui telepon genggam, Selasa (12/1/2016).

"Namanya itu lupa, orang Solo," imbuhnya.

Markas Gafatar di Semarang


Selain untuk kantor Gafatar, rumah itu juga menjadi kantor Nusantara property dengan penyewa yang sama. Namun bulan Desember  lalu penghuni pindah rumah tidak tahu entah kemana.

"Usung-usung (angkat-angkat) barang perginya. Kemana tidak tahu," tandasnya.

Sementara itu warga sekitar, Aan menambahkan, jika ada kegiatan di rumah itu, biasanya berlangsung 2 hingga 3 hari. Jumlah tamunya pun banyak. Setelah selesai kegiatan maka rumah tersebut sepi kembali.

"Mobil banyak kalau ada kegiatan. Biasanya 2-3 hari nginep terus  pergi lagi. Apa yang dilakukan tidak tahu," kata Aan.

Warga tidak menaruh curiga hingga kegiatan terakhir pada dua minggu lalu, Aan dan warga lainnya juga baru mengetahui dan curiga setelah berita dr Rica dan Gafatar di DIY banyak diperbincangkan.

"Sekitar dua minggu lalu (masih ada kegiatan). Setelah itu kegiatan berkurang, setelah ramai Jogja itu tidak ada lagi," ujarnya.

Sementara itu di rumah tersebut masih tertinggal sejumlah barang seperti spanduk Gafatar, kasur, beberapa kursi plastik, rukuh, rak dan bukunya, serta barang-barang lain. (alg/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads