Mencoba Simulator Pesawat Boeing 737 Milik Lion Air

Mencoba Simulator Pesawat Boeing 737 Milik Lion Air

Rina Atriana - detikNews
Selasa, 12 Jan 2016 17:31 WIB
Foto: Rina Atriana/detikcom
Jakarta - Lion Air Group tidak mau main-main dengan keselamatan penumpang. Mereka mengadakan pelatihan kepada para calon pilotnya dengan alat simulator berstandar internasional.

Saat ini di Angkasa Training Center (ATC), pusat pelatihan milik Lion Grup yang dulunya bernama Lion Air Training Center, terdapat 6 alat simulator yang terdiri dari 1 simulator ATR72-500, 1 Airbus A320, dan 4 Boeing 737-900ER.

Pilot training manager Kapten Benjamin PN menjelaskan, simulator Boeing 737-900ER milik ATC ini persis aslinya dan didatangkan langsung dari Amerika Serikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini ada enam simulator yang beroperasi di ATC. Dipakai untuk pelatihan pilot sehari-harinya. Dalam sehari ada 6 sesi pelatihan," jelas Benjamin di ATC, Lion Village, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (12/1/2016).

Detikcom berkesempatan mencoba menerbangkan simulator pesawat Boeing 737-900ER. Sebelum 'terbang' dengan alat 4 dimensi itu, tak lupa harus memasang sabuk keselamatan.

Di simulator ini sama seperti mengendarai pesawat sungguhan. Terdapat sebuah layar yang seolah-olah menggambarkan langit luas. Pilot hanya cukup melihat ke layar saja sudah cukup. Apalagi jika cuaca tak terlalu cerah. Ada ratusan tombol yang memiliki fungsi masing-masing dan tak boleh salah tekan. Bagi yang baru pertama kali, tentu saja tidak mudah.



Kapten Benjamin mengatakan, kita bisa menggunakan pedal rudder untuk menggerakan roda pesawat ketika sedang berada di darat. Harus diusahakan agar pesawat berada di garis putih yang berada di tengah landasan. Injak pedal rudder sebelah kiri untuk ke kiri, dan sebaliknya.



Begitu tuas yang ada di tengah-tengah kursi pilot dan co-pilot ditarik, pelan-pelan pesawat terangkat.

Ada bagian di layar yang diberi nama FD (Flight Director) agar pesawat tetap berada di jalur yang seharusnya, maka titik segi empat yang ada di bagian FD harus selalu bersinggungan dengan garis warna merah muda yang vertikal maupun horizontal.

Sekitar 5 menit mengudara, sudah saatnya untuk landing. Menurut Kapten Benjamin, kita bisa melakukan landing manual atau autoland.

"Autoland itu landing automatis. Selain pesawat, juga bergantung pada infrastruktur bandaranya. Jadi hanya di bandara-bandara tertentu. Di Indonesia belum ada bandara yang bisa," tutur Benjamin.

Akhirnya autoland yang dipilih. Tapi bukan berarti dengan autoland kita bisa bebas begitu saja. Stir dan tuas tetap dipegang untuk mengendalikan pesawat saat sudah mencapai darat.

Berdasarkan keterangan General Manager ATC Dibyo Susilo, calon pilot yang mengikuti pelatihan untuk bisa mengendarai pesawat Boeing, membutuhkan waktu 141-156 hari. Tak semua calon pilot Lion Air dipastikan lulus tes.

"Meskipun sudah sampai tahap akhir, tapi kalau gagal, ya gugur," ujar Dibyo yang sudah menjadi pilot sejak 1993 silam itu.

(rna/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads