Jejak-jejak Gafatar di Yogya, Sekretariat yang Dulu Ramai Kini Kosong

Orang Hilang Direkrut Gafatar

Jejak-jejak Gafatar di Yogya, Sekretariat yang Dulu Ramai Kini Kosong

Bagus Kurniawan - detikNews
Selasa, 12 Jan 2016 11:41 WIB
Foto: Bagus Kurniawan/detikom
Sleman - Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Yogyakarta mulai melakukan aktivitasnya sejak tahun 2013. Dulu pada awalnya kelompok ini dikenal sebagai organisasi yang bergerak sosial kemanusiaan terutama melakukan bakti sosial di kampung-kampung seperti pemeriksaan kesehatan gratis, pelatihan-pelatihan pemberdayaan masyarakat hingga senam untuk lansia.

Namun sejak pertengahan tahun 2015, aktivitas Gafatar mulai menghilang. Para anggotanya yang dulunya aktif di kegiatan sosial juga mulai menghilang atau eksodus ke lain daerah. Bahkan beberapa kantor atau sekretariat yang dulu pernah digunakan untuk berbagai aktivitas mereka saat ini sudah ditinggalkan atau dibiarkan kosong.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulukan detikcom, selama lebih kurang 3 tahun ada sekitar lima rumah yang pernah digunakan sebagai sekretariat. Beberapa rumah itu diantaranya di Ruko Taman Kuliner No 67 Condongcatur Depok, Sleman. Kedua di sekitar Kayen, Condong Catur, ketiga di Dusun Kadisoka, Desa Purwomartani Kalasan Sleman dan di sekitar Monjali, Mlati Sleman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kegiatan sosial kemanusiaan, selama tahun 2014 lalu, anggota ormas Gafatar di DIY ini juga tampak tampak melakukan aksi demo terutama saat berkaitan dengan rencana pengesahan RUU Ormas. Gafatar sempat bergabung dengan ormas lain yang menolak pengesahaan RUU Ormas yang di gelar berbagai kelompok di Malioboro. Saat itu, Gafatar baru saja terdaftar sebagai ormas di Kemendagri dan Kemenkumham.

Rumah yang dulu digunakan sebagai sekretariat Gafatar di Sleman


Saat ikut aksi mereka mengenakan seragam warna kuning bergambar matahari bersinar, lengan panjang dan bercelana panjang hitam. Mereka juga menyebarkan beberapa selebaran mengenai Gafatar.

Hingga pertengahan tahun 2015 atau pada bulan Juni-Juli, Gafatar Kota Yogyakarta juga terlihat menggelar kegiatan seperti penyuluhan anti narkoba, pelayanan kesehatan gratis di beberapa kampung di Kota Yogyakarta.

Rumah di Kadisoka, Purwomartani, Kalasan dan Ruko Taman Kuliner Condong Catur juga sudah tidak aktivitas kegiatan. Ruko di Taman Kuliner saat ini dalam keadaan tertutup. Padahal sekitar 3-4 bulan sebelumnya masih digunakan untuk pertemuan/rapat, kegiatan koperasi simpan pinjam dan lain-lain. Ruko tersebut sebelum ditinggalkan digunakan sebagai sekretariat kegiatan perekonomian, toko kelontong dan koperasi simpan pinjam oleh anggota Gafatar.

Sedangkan kegiatan pertanian, perkebunan dan peternakan lebih banyak dilakukan anggota Gafatar di daerah Kecamatan Godean, Moyudan dan Kalasan Sleman.

"Kami tidak tahu kapan rumah itu kosong. Tetangga sekitar cuma mengatakan sudah kosong sejak awal Desember lalu," kata Sutarmanto Ketua RT 2/RW 1 Kadisoka.

Menurut dia, saat mengontrak rumah tersebut yang melapor kepada RT adalah dua orang yang mengaku masih mahasiswa. Namun setelah itu di rumah tersebut banyak kegiatan dan selalu didatangi oleh banyak orang. Saat ditinggalkan rumah dalam keadaan berantakan dan banyak tumpukan karung bekas kegiatan pertanian dan perkebunan. Di halaman belakang juga terlihat dulunya pernah digunakan untuk kegiatan pertanian/perkebunan semacam sayur-sayuran.

"Polisi kemarin juga menemukan kertas bekas formulir keanggotaan," katanya. (bgs/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads