"Presiden sangat concern terhadap pembangunan politik demokrasi dan dengan partisipasi, dan pilar dari parpol. Nah, beliau mengikuti meskipun tidak intervensi, namun beliau mengikuti, kok tidak selesai-selesai persoalan yang terjadi di internal Partai Golkar," kata Agung Laksono usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016).
Agung mengatakan, dirinya ditanya Jokowi perihal konflik yang terjadi di tubuh Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung pun menjelaskan kepada Jokowi solusi yang pantas untuk menyelesaikan perpecahan yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun tersebut.
"Saya katakan, Pak, memang salah satu cara yang akan kami tempuh sebagai salah satu cara yang kami pandang cara yang terakhir, cara yang bisa menyelesaikan kepengurusan Partai Golkar yang telah berlangsung lebih dari satu tahun sehingga terbelah dua ini. Terlebih-lebih sekarang setelah dicabutnya SK Menkum HAM, maka terjadi kevakuman kepemimpimpinan yang resmi," jelasnya.
"Partai Golkar ada, pemimpinnya ada, namun tak ada satupun yang mengantongi izin resmi pemerintah. Apakah hasil Munas Ancol yang dicabut, atau munas Bali yang tidak disahkan, atau Munas hasil Riau yang sekarang sudah habis masa berlakunya, sehingga vakum. Nah ini tentu akan menyulitkan kehidupan partai dan menyulitkan dalam kontribusinya bagi negara. Bersama dengan elemen-elemen partai yang lain. Saya kira kami ini perlu cepat diselesaikan," tambahnya. (rjo/tor)











































