Cerita Soal Batalnya Lobi Menjelang Pelantikan Ade Komarudin

Cerita Soal Batalnya Lobi Menjelang Pelantikan Ade Komarudin

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 11 Jan 2016 15:05 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Pelantikan Ade Komarudin sebagai Ketua DPR sempat menuai protes dari sejumlah anggota DPR. Sempat muncul upaya lobi untuk meredakan protes, namun akhirnya batal.

Hujan interupsi mewarnai paripurna pembukaan masa sidang DPR. Baik yang mendukung Ade Komarudin atau yang menolak pelantikan Ade untuk menggantikan Setya Novanto itu.

Fraksi Golkar Kubu Agung Laksono meminta agar Pimpinan DPR menunda pelantikan hingga kisruh partai berlambang beringin itu usai. Apalagi surat penunjukan Ade oleh kubu Aburizal Bakrie dianggap tidak sah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, kubu Agung menuntut agar pimpinan membacakan surat penunjukkan Agus Gumiwang sebagai Ketua DPR. Namun tidak diindahkan dengan alasan pimpinan belum pernah menerima surat tersebut.

Pada rapat Bamus yang dilangsungkan sebelum paripurna, pimpinan DPR dan pimpinan fraksi sepakat untuk melantik Ade. Namun dalam rapat itu, surat dari kubu Agung tidak dibacakan.

"Rapat bamus tadi pagi. Disetujui seluruh fraksi bahwa pelantikan dilanjutkan di paripurna hari ini. Tapi tidak disinggung ada surat yang berasal dari fraksi Partai Golkar (kubu Agung)," ujar Wakil Ketua Fraksi NasDem Johnny G Plate dalam interupsinya ketika sidang paripurna di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (11/1/2016).

Dengan mempertimbangkan hal itu, Plate pun mengusulkan agar pimpinan DPR mengembalikan permasalahan kepada internal Golkar untuk diselesaikan. Baru setelah ada solusi dari partai, pelantikan Ketua DPR disebut Plate bisa dilakukan.

"Memperhatikan dinamika, untuk menjaga legalitas formal, untuk memastikan legitimasi pimpinan DPR, mengusulkan agar pimpinan DPR dari golkar kita kembalikan ke fraksi Partai Golkar, diselesaikan di internal sebelum dilanjutkan," tutur Plate.

Sejumlah anggota DPR pun meneriakkan pernyataan setujunya. Kemudian Plate juga mengusulkan agar rapat paripurna diskorsing dan dilakukan lobi sebelum sidang dilanjutkan terkait pelantikan Ade itu.

"Demi menjaga legalitas formal, legitimasi dan kredibilitas. Usulan muncul dari hati untuk diselesaikan. Mengusulkan skorsing rapat dan melakukan lagi rapat pengganti Bamus di belakang ruangan ini," pinta Plate.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sempat mengusulkan agar dilakukan lobi-lobi di belakang ruangan. Itu dilakukan sebelum pelantikan Ade. Apalagi anggota fraksi Demokrat Ruhut Sitompul sempat maju ke depan dan menyuarakan pendapatnya.

"Ini sudah Ketua MA (untuk melantik Ade), ketua MA sudah siap. Baik kita skors sebentar, kita bicarakan dengan ketua DPR di belakang layar ini, di ruang lobi. Mohon ketua MA menunggu, dan saya harap tidak ada yang keluar ruangan," ucap Fahri.

"Ketua fraksi mari bicara sebentar dengan pimpinan DPR dan ketua DPR yang baru, bersama teman-teman yang interupsi tadi," lanjut dia.

Namun setelah mengatakan itu, Fahri kemudian melanjutkan bahwa pelantikan Ade akan dilakukan. Ia meminta Sekjen DPR mempersiapkannya dan Ketua MA Hatta Ali bersama Ade mengambil tempat untuk prosesi pelantikan. Lobi pun batal dilakukan. Sejumlah anggota fraksi Golkar kubu Agung Laksono lalu walk out dari ruang sidang.

(ear/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads