Dave Laksono Cs Walk Out Saat Ade Komarudin Dilantik

Dave Laksono Cs Walk Out Saat Ade Komarudin Dilantik

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 11 Jan 2016 14:12 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Meski diwarnai hujan interupsi, Ade Komarudin sudah resmi dilantik sebagai Ketua DPR. Beberapa anggota Fraksi Golkar Kubu Agung Laksono pun walk out sebagai aksi protes.

Salah satu yang melakukan walk out adalah Dave Laksono ketika pelantikan Ade sedang berlangsung di Ruang Sidang Paripurna, Gedung Nusantara II, Kompleks DPR, Jakarta, Senin (11/1/2016). Ia mengaku kecewa dengan keputusan pimpinan DPR.

"Pimpinan tidak mendengarkan suara anggota lagi tanpa peduli fakta politik yang ada, buat apa saya ada di dalam. Pimpinan DPR sudah sangat otoriter tanpa mengindahkan anggotanya lagi, mereka hanya menggunakan alasan dan memperalat aturan yang ada," ungkap Dave saat dikonfirmasi di depan ruang sidang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan keputusannya untuk walk out datang secara individual saja. Dave tidak setuju dengan pelantikan Ade sebagai pengganti Setya Novanto karena menurutnya tidak sesuai dengan aturan.

"Saya dari awal sudah tidak sepakat, saya bukannya tidak sepakat dengan penunjukkan Pak Akom, beliau anggota DPR yang baik. tapi yang tidak saya terima proses dan caranya itu," ucapnya.

Surat penunjukkan Ade yang masuk tanggal 18 Desember 2015 ke DPR dari fraksi sebagai Ketua DPR pun dinilainya tidak sah. Sebab surat itu diajukan oleh kubu Aburizal Bakrie di saat Menkum HAM belum mencabut SK Kepengurusan hasil Munas Ancol yang dipimpin Agung.

"Dasarnya sudah tidak legal. Fraksi yang mengajukan kan perpanjangan tangan partai, partainya tidak punya SK. Apakah Ancol yang sudah dicabut ataukah Munas yang tidak dikeluarkan SK nya. Inilah yang akan jadi kendala ke depannya," jelas Dave.

"Tanggal 18 Desember SK Ancol masih berlaku, jadi sebenarnya pada saat itu yang berlaku adalah SK Ancol. Karena tanggal 18 Desember itu pengurusan yang sah di mata pemerintah adalah kepengurusan Pak Agung Laksano bukan Pak Aburizal Bakrie," lanjut dia.

Dengan dilantiknya Ade Komarudin yang biasa dipanggil Akom itu, kata Dave, akan menurunkan citra DPR. Ia juga menyebut hal tersebut akan mengganggu proses politik selanjutnya.

"DPR sudah dianggap jelek, akan makin buruk lagi dengan cara pimpinan menggunakan kekuasaannya untuk keinginannya sendiri. (Saya keluar) karena dari awal saya tidak terima, caranya tidak tepat dan salah," tuturnya.

Lalu apakah ada langkah hukum yang akan diambil Kubu Agung terkait permasalahan ini?

"Saya belum bisa bilang ada atau tidak, tapi yang saya dengar dari sejumlah LSM mereka mau lakukan gugatan-gugatan terhadap pelantikan saudara Akom. Dari awal sudah tidak sah. Landasan itu yang harusnya membuat pimpinan lebih jeli agar tidak melakukan pelantikan," jawab Dave.

Bukan hanya Dave saja yang keluar dari sidang paripurna saat Ade dilantik. Setidaknya ada dua orang lain anggota fraksi Golkar kubu Agung Laksono yang walk out, yakni Melkias Markus Mekeng dan Fayakhun Andriadi.

Sebenarnya bukan hanya dari fraksi Golkar saja protes akan pelantikan Ade Komarudin. Sejumlah politisi dari partai lain juga menyuarakan hal yang sama.

Seperti Ruhut Sitompul dari Fraksi Demokrat yang berulang kali mengajukan interupsi sebelum pelantikan dilakukan. Ia juga bergegas keluar dari sidang begitu Ade selesai dilantik.

Ia mempermasalahkan adanya rapat Bamus yang dilakukan sebelum sidang pembukaan masa kerja DPR digelar. Sidang tersebut membahas dan akhirnya menyetujui pelantikan Ade sebagai ketua DPR.

"Ini melanggar, makin rusak ini. Ada bamus sebelum dibukanya masa sidang. Kan nggak bener," tukas Ruhut di lokasi yang sama.

(ear/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads