Pilih Lurah Muda untuk Tanjung Barat, Ahok: Mau Kasih Kesempatan

Pilih Lurah Muda untuk Tanjung Barat, Ahok: Mau Kasih Kesempatan

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Senin, 11 Jan 2016 12:14 WIB
Lurah muda Tanjung Barat, Debby Novita Andriani (Foto: Ayunda Savitri/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) mengungkap alasan di balik dirinya memilih Debby Novita Andriani (27) sebagai Lurah Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Menurutnya, umur tidak menjamin kualitas seorang pemimpin.

Menurut Ahok, sebagai lurah termuda yang baru saja dilantik, Debby pantas menjadi pemimpin di wilayah tersebut lantaran sudah memenuhi kualifikasi. Ahok berharap lurah muda yang baru dilantiknya itu bisa bekerja dengan baik dan bertanggung jawab dengan tugasnya.

"Ya kebetulan tes yang muda yang mau, ya kita kasih kesempatan," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita seleksi tes 100 orang, paling 15 orang yang bagus. Yang bagus pun golongannya rendah, ya sudah makanya saya balik strateginya. Di Jakarta, bukan sudin-sudin lagi yang megang wilayah tapi lurah. Jadi kalau masyarakat ada yang sakit, rumah mau roboh atau ada masalah lingkungan, lurah yang harus tanggung jawab. Kalau lurah enggak mau beresin, ya harus dipecat," urai dia.

Ahok tidak ingin lagi lurah-lurah di Ibu Kota banyak alasan setiap kali dievaluasi mengenai kebersihan dan kemajuan wilayahnya. Sebab, Ahok masih menemukan daerah yang kotor setiap kali turun ke lapangan.

"Nah dulu kan, lurah kalau saya tanya kenapa wilayahnya kotor? Saya enggak ada orang ngurusin, terus saya kasih petugas PPSU (Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Umum). Terus kenapa masih banjir? Karena banyak saluran ketutup tapi enggak bisa bongkar katanya. Kan bisa panggil sudin? Macam-macam lah," ceritanya.

"Tetap saja enggak bersih. Kalau saya Sabtu-Minggu ke kawinan, kelihatan nih got dibersihin apa enggak. Ya kalau enggak bersih, harus diganti," kata dia.

Ahok berharap banyaknya angkatan muda yang masuk ke dalam birokrasi bisa membawa perubahan positif. Salah satunya, dapat 'berlari' lebih kencang daripada sebelum-sebelum ini. Sehingga mereka pun bisa naik golongan dengan cepat sesuai jerih payah kinerjanya.

"Saya sabar nunggu kalau ada pangkat golongan yang muda-muda naik, saya stafin yang malas. Jadi mesti gitu caranya. Kita banyak kok ketemu wali kota yang enggak bagus-bagus amat," lanjut Ahok.

Dia menduga sejauh ini masih ada wali kota yang melindungi bawahannya seperti camat atau lurah tertentu. Sebab sejauh ini meski wilayahnya kotor, namun camat tidak memanggil lurah yang bertanggung jawab di wilayah itu.

"Banyak ada wali kota yang payah, cuma ngeles. Camat juga banyak yang payah. Kalau camatnya mau kerja nih, dia goblok saja bisa bedain kok begitu nyeberang kampung ini kok jorok. Ya panggil saja lurahnya. Tanya, lu masih mau (kerja) enggak? Ini mah enggak, dibelain melulu!" ucap Ahok.

"Saya ngelihatin proses pindahnya mereka. Mungkin ada setoran atau dulu ada hubungan pribadi, saya enggak tahu. Kalau sudah karakter malas, ya malas saja. Itu mesti dipecat," pungkasnya. (aws/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads