Tokoh Golkar yang berasal dari Kosgoro 1957, Agung Laksono meminta agar kisruh rebutan fraksi kubu Ical jangan membawa-bawa nama ormas pendiri Golkar. Sebagai Ketua Umum Kosgoro 1957, ia melihat kisruh ini hanya karena rivalitas masing-masing kader.
"Itu bukan suara ormas. tak ada kewenangannya itu saya tekankan. Itu urusan masing-masing kader saja. Jadi, itu persaingan," kata Agung saat dihubungi, Minggu (10/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tak ada rivalitas SOKSI-Kosgoro 1957. Itu hanya mancing di air keruh saja yang bikin tambah semrawut. Jangan itu," tuturnya.
Lanjutnya, kata Agung, sebaiknya dua pihak baik dari Setya Novanto atau Ade Komarudin sadar bila Golkar jadi pusat perhatian publik secara negatif. Pandangan ini mesti sadar bahwa Golkar harus diselesaikan dengan bersatu, bukan malah memperumit keadaan.
"Saran saya agar dua-duanya ya pak Novanto mundur dari Ketua DPR jangan jadi pimpinan fraksi. Pak Akom juga harus ikutin aturan, jangan terburu-buru," katanya.
Seperti diketahui, Setya Novanto menggantikan orang-orang yang dekat dengan Ade Komarudin. Dua orang yang dekat dengan Ade Komarudin adalah Bambang Soesatyo dan Ahmadi Noor Supit yang merupakan kader SOKSI. Bambang dicopot dari sekretaris fraksi, sementara Ahmadi Noor Supit dari Ketua Banggar DPR. Bambang dan Supit merupakan kader SOKSI seperti Ade Komarudin.
Sementara Novanto dan Aziz Syamsudin yang menggantikan posisi Bambang adalah kader Kosgoro 1957. (hty/bpn)











































