Keluarga Minta Polisi Hadirkan dr Randall Agar Kematian Allya Terungkap

Keluarga Minta Polisi Hadirkan dr Randall Agar Kematian Allya Terungkap

Hardani Triyoga - detikNews
Jumat, 08 Jan 2016 16:29 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pihak keluarga korban Allya Siska Nadya meminta kepolisian bisa menghadirkan dr Randall Cafferty terkait kasus dugaan malpraktik di Chiropractic First. Apalagi Randall yang sudah dipanggil dua kali oleh Polda selalu tak hadir. Keterangan Randall ini diperlukan untuk membuka kasus dugaan mal praktik tersebut.

"Randall masih tidak ada, mangkir. Kami katakan mangkir, karena dua kali dipanggil, keterangan penyidik Polda, dia tak hadir. Panggilan pertama, lawyernya minta ditunda, saat dipanggil lagi, infonya Randall kata lawyernya sudah resign per November dari Chiropractic," kata kuasa hukum keluarga, Rosita P. Radjah dalam jumpa pers di Resto Laguna, Senayan, Jakarta, Jumat (8/1/2015).

dr Randall


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia heran dengan keterangan kedua bahwa Randall sudah resign. Keterangan ini dinilai janggal karena saat menerima surat panggilan pertama, yang bersangkutan masih aktif di Chiropractic.

"Ini menjadi kejanggalan kami lagi. Surat panggilan itu diterima masih di Chiropractic. Harapan kami meminta Polda, bisa menghadirkan Randall," ujarnya.

Rosita menegaskan sejauh ini pihak keluarga belum meminta macam-macam terhadap pihak Chiropractic. Ia berharap pihak Chiropractic juga koperatif dalam pengusutan di kasus ini. Apalagi, diduga Randall berada di luar negeri.

"Tentunya pihak Chiropractic yang ada di Singapura, Indonesia sebaiknya koperatif agar bisa memberikan keterangan di Polda untuk bisa diungkap. Itu harapan keluarga," tuturnya.

Lanjutnya, dari kejadian ini, mesti ada evaluasi dari pihak pemerintah terutama Kementerian Kesehatan dan Suku Dinas Kesehatan Provinsi. Terlepas dari sikap tegas sudah dilakukan seperti penyegelan serta penutupan Chiropractic.

"Dengan dilakukan sidak oleh suku dinas, penyegelan ini mungkin jadi perhatian bersama. Tapi, yang penting pengawasan terhadap tenaga asing, masih kurang. Ini jadi pelajaran Kementerian Kesehatan, Suku Dinas kalau ada klinik-klinik seperti ini harus waspada," sebutnya.

Lantas, apakah ada rencana menggugat pihak pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan, ia mengaku belum ada pembicaraan dengan keluarga.

"Sampai sekarang kami belum berpikir menuntut kementerian, tapi ini pengawasan memang kurang, mereka kecolongan," tuturnya.

(hat/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads