Perpecahan memang bukan barang baru di tubuh Partai Golkar. Dalam sejarahnya, Golkar berulang kali terpecah. Kadernya membentuk partai baru. Bahkan di saat genting pasca lengsernya Presiden kedua RI Soeharto, Golkar padu kembali di bawah kepimpinan Bang Akbar, panggilan akrab pria asal Sumatera Utara itu.
Boleh jadi situasi sekarang lebih runyam dibanding era reformasi 18 tahun silam. Bagaimana tidak, bila pada medio 2015 hanya ada dua kubu yakni Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono, kini ada kelompok Setya Novanto dan gerbong Ade Komarudin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami di sini sebagai pengurus dan dewan pertimbangan Golkar hasil Munas Riau. Mereka ingin bicarakan sesuatu untuk sama-sama selamatkan Golkar," kata Akbar.
Mereka yang hadir merupakan elite Golkar kubu Agung dan Ical yang 'memberontak'. Priyo Budi Santoso dan Agun Gunandjar Sudarsa dari kubu Agung Laksono. Wantim Golkar Hafiz Zamawi, Indra Bambang Utoyo, Anwar Arifin, dan Rizwantoni dari kubu Ical.
"Katakanlah kalau kita menginisiasi sebuah presidium untuk penyelamatan partai Golkar membentuk Munas, kalau diinisiasi orang sekaliber Pak Akbar saya rasa kita bisa," ungkap Priyo yakin sebelum acara pertemuan digelar.
Pertemuan dengan Akbar menghasilkan tiga usulan untuk menyelamatkan Golkar. Pertama, pembentukan presidium transisi yang akan bertugas menyelenggarakan Musyarawah Nasional Partai Golkar. Meski tak dikenal dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Partai, namun pembentukan itu bisa diputuskan melalui sidang MPG. Β
Cara kedua, menggabungkan dua kubu yakni pihak Munas Ancol dan Bali untuk membentuk tim perunding. Tim ini bertugas merancang pelaksanaan Munas. Langkah terakhir untuk menyelamatkan Golkar adalah dua belah pihak yakni kubu Agung dan Ical untuk memperpanjang masa kepengurusan hasil Munas Riau. Ketiga cara Golkar itu bisa diputuskan melalui Mahkamah Partai Golkar.
Untuk presidium itu jika nantinya disetujui, Priyo mengusulkan para senior untuk 'turun gunung'. Mereka yang diusulkan di antaranya adalah BJ Habibie, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, Siswono Yudho Husodo, serta perwakilan kedua kubu yakni Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.
Malamnya, Akbar bersama Poros Muda Partai Golkar menemui mantan Presiden ke-3 RI BJ Habibie di kediamannya Jl Patra Kuningan XIII Blok L XV Kav 5, Kuningan, Jakarta Selatan. Kehadiran mereka untuk membahas konflik dan meminta saran. BJ Habibie setuju dilaksanakan Munas Partai Golkar melalui Sidang Mahkamah Golkar.
Kini, langkah selanjutnya dari Akbar ditunggu. Pengalaman dan kepiawaiannya diharapkan mampu mengakhiri kisruh, menyatukan dan mengokohkan kembali akar beringin sebelum benar-benar terurai. Atau jika tidak, nasib Golkar akan kian menggelap seperti saat matahari terbenam di senjakala.
(idh/hri)











































