Azmir mengaku sedih atas runtuhnya patung yang terletak di perempatan terminal dan Polres Purbalingga tersebut. Ia mengatakan, patung itu dibuat dengan kerja keras dan kesabaran pada 2004 lalu.
"Sedihnya patung yang saya sudah bangun dengan kerja keras dan kesabaran pada tahun 2004 runtuh pada hari Minggu 3 Januari 2016 yang lalu. Insya Allah kalau diberi amanat lagi oleh masyarakat Purbalingga saya akan memberikan kemampuan saya untuk merekonstruksi ikon kebanggaan kota kalian," kata Azmir lewat akun Instagram-nya @azmir_az seperti dikutip detikcom, Jumat (8/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga ada langkah kongkret dalam waktu dekat untuk merekonstruksi patung," tegasnya.
Di akun yang baru memiliki sekitar 167 pengikut tersebut, Azmir juga menuliskan, runtuhnya patung tersebut telah memunculkan berbagai prasangka. Bahkan ada sejumlah pihak yang mengaitkannya dalam hal-hal berbau klenik.
Baca juga: Patung Panglima Jenderal Soedirman di Purbalingga Roboh
Azmir sangat menyayangkan hal tersebut, karena bentuk seni yang positif dan memiliki nilai edukasi sejarah perjuangan bangsa ini harus mendapat respons buruk. Padahal, proses pengerjaannya begitu detail penuh kesabaran dan melibatkan masyarakat.
"Semoga semua elemen masyarakat, pemerintah maupun media lokal dapat membantu kelancaran proses rekonstruksi nantinya," tulisnya.
Dalam akun Instagram-nya tersebut, Azmir juga menjawab pertanyaan terkait bahan patung yang bisa roboh karena getaran kendaraan. Menurutnya, bahan yang digunakan untuk patung tersebut adalah fiberglass dengan kekuatan menengah. Idealnya, patung dengan bahan dasar ini dapat bertahan puluhan hingga 100 tahun.
"Saya dulu pernah menawarkan menggunakan material bronze atau brass, namun kasihan masyarakat karena akan menyedot banyak dana APBD," tulis Azmir.
Azmir menegaskan, jika diberi amanat oleh masyarakat Purbalingga, dia siap untuk merekonstruksi patung dari pecahan yang ada dan membuat landasan yang lebih kuat bekerja sama dengan dinas PU Purbalingga. (arb/hri)