Kepala Bakamla Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit bercerita soal pengalamannya memimpin Bakamla selama setahun terakhir. Bakamla tak hanya berfungsi sebagai penjaga keamanan, namun juga ikut berperan dalam urusan keselamatan.
"Kita juga melakukan sosialisasi keselamatan terhadap desa-desa di pesisir pantai. Tujuannya, agar mereka bisa ikut membantu saat ada keadaan darurat atau memberi informasi kepada kita," terang Albert saat berbincang dengan detikcom di kantornya, Jl Sutomo, Jakarta Pusat, Rabu (6/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bakamla |
Fungsi Bakamla selengkapnya adalah:
1. Menyusun kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia
2. Menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia
3. Melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia
4. Menyinergikan dan memonitor pelaksanaan patroli perairan oleh instansi terkait;
5. Memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait;
6. Memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia
Terkait masalah keamanan, Bakamla berwenang untuk memberhentikan, memeriksa, menangkap, membawa dan menyerahkan kapal ke instansi terkait yang berwenang untuk pelaksanaan proses hukum lebih lanjut bila ada temuan pelanggaran.
Bakamla dilengkapi dengan belasan stasiun operasi di berbagai wilayah Indonesia, kapal besar sampai belasan kapal kecil untuk mendukung operasional keamanan. Sejak setahun terakhir, ada sejumlah kasus di perairan Indonesia yang sudah ditangani, termasuk misi penyelamatan.
"Kita juga terlibat dalam operasi penyelamatan di dekat laut Singapura beberapa waktu lalu," tambah Albert,
Tidak hanya itu, Bakamla juga punya peran untuk mengintegrasikan sistem informasi keamanan dan keselamatan wilayah perairan Indonesia. Nah, sistem informasi ini cukup menarik. Sebab menurut Albert, sistem yang dimilikinya paling canggih di Indonesia. Bahkan hanya ada tiga negara di Asia Tenggara yang menerapkannya.
"Sistem ini kita sendiri yang mengembangkannya dari hasil studi di beberapa tempat," ungkap Albert.
Sistem Monalisa Bakamla |
Sistem tersebut berada di Bakamla Integrated Information Center. Salah satu yang diunggulkan adalah aplikasi Monalisa, atau monitoring dan analisa. Tim bisa memantau pergerakan kapal apa pun yang masuk di wilayah Indonesia, memantau cuaca, sampai gempa.
Sebelum ada Monalisa, sejak 2006 Bakamla mendeteksi kapal-kapal di perairan Indonesia dengan sistem Aissat. Namun kekurangan Aissat ada pada tak rincinya data yang diberikan terkait kapal yang berlayar. Bakamla hanya bisa mendeteksi dugaan pelanggaran aturan dari grafik kegiatan kapal tersebut.
Kini dengan Monalisa, Bakamla diberikan data lengkap mengenai kapal tersebut. Mulai dari nomor IMO, nama kapal serta data secara rinci kegiatan kapal tersebut. Hal ini lebih memudahkan personil Bakamla untuk menginvestigasi kapal tersebut.
Kepala KPIML (Puskodal Bakamla) Kolonel Maritim Arief Meidiyanto menjelaskan, sistem ini menggunakan satelit milik Kanada dan baru dikembangkan sekitar setahun lalu. Sistem ini sejak Februari lalu sudah terhubung dengan Situation Room Kepresidenan dan akan segera dihubungkan dengan instansi terkait seperti KKP, TNI AL, Polisi Air dan beberapa instansi lainnya. (mad/nrl)












































Kepala Bakamla
Sistem Monalisa Bakamla