Menurut politisis yang akrab disapa Supit itu, tak ada rapat DPP pimpinan Ical yang mengintruksikan agar pimpinan Fraksi Golkar di DPR dirombak. "Kami tidak tahu bahwa di dalam rapat ada pembicaraan soal AKD. Kalau langsung ke Novanto perintahnya, bisa saja. Tapi masalahnya Novanto saja belum resmi," kata Waketum Golkar hasil Munas Bali, Ahmadi Noor Supit saat dihubungi, Kamis (7/1/2016).
Supit menegaskan perombakan fraksi dan alat kelengkapan dewan (AKD) tidak pernah dibicarakan di rapat. Dia pun enggan menduga-duga apakah ada strategi tertentu di balik pembicaraan Novanto dan Ical.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Supit pun buka-bukaan soal kondisi di internal kepengurusan Golkar hasil Munas Bali. Ternyata, tidak semua elite partai masih dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
"Sudah jarang rapat. Pengambilan keputusan hanya oleh segelintir orang. Ini kan tidak sesuai ketentuan partai," ungkap Supit.
Dalam perombakan yang dilakukan, Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo diganti dengan Aziz Syamsuddin. Bendahara dibiarkan tetap Robert J Kardinal. Posisi strategis ketua Badan Anggaran DPR diberikan ke koleganya, Kahar Muzakir, setelah sebelumnya dijabat Achmadi Noor Supit.
Hal itu tertera dalam surat Fraksi Golkar tertanggal 4 Januari 2016 yang ditandatangani oleh Novanto sebagai ketua fraksi. Novanto mengaku hanya menjalankan instruksi dari Ical.
"Loh, itu kan sudah instruksi dari Ketua Pak Ical," ucap Novanto sambil terburu-buru menuju mobilnya usai melayat ibunda Seskab Pramono Anung di rumah duka, Jl Haji Ambas, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (6/1) malam. (imk/erd)











































