Senior GM PT Angkasa Pura II Syaiful Bahari mengatakan ada beberapa alasan terkait pergantian meja yang terdapat lacinya itu. Pertama, karena meja tersebut sudah lapuk dan rusak. Kedua, karena di meja tersebut ada laci penyimpanan yang dirasa tidak berfungsi dalam proses pemindahan bagasi.
"Sekarang kalau mereka (petugas) protes, saya tanya, buat apa laci itu? Kalau mereka bisa jawab saya pertahankan. Mulai saat ini saya akan terapkan fasilitasi seminal mungkin. Boleh ada meja dan kursi tapi tidak perlu laci," ucap Syaiful saat ditemui detikcom di kantornya di Bandara Seokarno-Hatta, Tangerang, Selasa (5/1/2016).
Menurut Syaiful, meja masih diperlukan untuk melakukan pencatatan, namun laci tak perlu. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah para petugas yang nakal yang diduga biasa menyimpan barang curian meraka di sana.
"Ini sebagai salah satu pencegahan dan penanganan pemboboloan sebagai optimilasi pengawasan," ucapnya.
Meja berlaci itu berada di make up area dan break down area. Make up area yakni tempat pendataan dan pemilihan bagasi sesuai rute dan jadwal penerbangan. Porter yang berjaga memilih bagasi sesuai rute dan memindahkannya ke troli barang. Di area ini ada sekuriti yang bertugas mengawasi porter. Sementara break down area merupakan tempat bagasi penumpang diturunkan dari lambung pesawat menuju pengambilan bagasi oleh penumpang.
(slh/mad)