Akbar Tandjung Tegaskan Munas Jadi Solusi Terbaik Selamatkan Golkar

Akbar Tandjung Tegaskan Munas Jadi Solusi Terbaik Selamatkan Golkar

Mulya Nur Bilkis - detikNews
Selasa, 05 Jan 2016 19:48 WIB
Akbar Tanjung menggelar jumpa pers di Akbar Tanjung Institute, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015). Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung tetap mendorong digelarnya Munas tahun 2016 untuk penyelamatan partainya. Menurut Akbar, Munas menjadi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Golkar.

"Saya mengacu pada AD/ART yang mengatakan kalau dalam kondisi terancam bisa dilaksanakan Munas atau Muaslub. Saya merasa kita dalam kondisi terancam dan itu terbukti di Pilkada serentak kemarin," kata Akbar Tandjung dalam jumpa pers di kantor AT Institute di Kompleks Liga Mas Indah, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2016).

Ia mengatakan Munas harusnya bisa menjadi jembatan kedua kubu untuk bersatu. Jika konflik dualisme kepengurusan pasca dicabutnya SK kepengurusan Munas Ancol tidak selesaikan, maka Golkar akan semakin merosot pada pelaksanaan Pilkada 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akbar tidak sependapat dengan usulan Jusuf Kalla agar dibentuk kepengurusan bersama hasil Munas Ancol dan Munas Bali. Kepengurusan bersama itu bisa saja dilakukan jika kedua kubu bisa saling menerima. Sayangnya, kondisi tersebut menurut Akbar sulit dilakukan.

"Kalau disepakati kedua belah pihak bisa saja. Tapi kenyataannya kan tidak," sambungnya.

Dia juga menyoroti langkah Aburizal Bakrie alias Ical yang menggelar rapat konsolidasi dengan rekomendasi penolakan Munas hingga tahun 2019. Langkah ini menjadi sinyal keengganan Ical untuk bersatu lewat forum Munas.

"Kalau kejadian terus begini, tidak mungkin ikut pilkada karena ada aturan kalau partai yang ikut pilkada yang tercatat secara hukum. Saat ini kita lihat bagaimana. Tidak ada yang diakui," ujar Akbar.

"Bisa marah semua orang. Dari atas, bawah, grassroot pun marah. Karena itu kami mengajukan Munas," tegasnya.

Jika Munas digelar maka Ical maupun Agung Laksono sama-sama bisa kembali memperebutkan posisi ketum secara demokratis.

"ARB mau maju atau siapa pun bisa, tapi jangan menutup kesempatan. Bertarunglah secara sehat, secara demokratis dan fair," kata Akbar.

(mnb/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads