Teguran untuk Akbar Tandjung adalah rekomendasi rapat konsultasi yang diikuti DPD-DPD I Golkar di Bali, Senin (4/1) kemarin. Keputusan sepihak itu disesalkan karena tidak menunjukkan penghormatan kepada Akbar sebagai sesepuh Golkar.
"Mestinya dalam situasi seperti ini janganlah ada sanksi-sanksi dikeluarkan. Apalagi yang diberi sanksi itu seorang Akbar Tandjung, orang yang sangat berjasa terhadap keberadaan Partai Golkar hari ini," kata Wakil Ketua MPR dari Golkar, Mahyudin, kepada detikcom, Selasa (5/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di samping itu lembaga yang memberi sanksi teguran tidak memiliki legitimasi," katanya.
Manuver Nurdin Halid dan kubu Aburizal Bakrie itu dinilai memperkeruh suasana. Seharusnya setelah Golkar status quo semua pihak mempersiapkan munas bersama untuk menyelesaikan polemik perpecahan yang mengantar partai beringin menuju masa kelam.
"Akan menambah kekisruhan Partai Golkar. Sebaiknya tetap dijaga partai Golkar sedapat mungkin," saran Mahyudin. (van/nrl)











































