Edhi dikenal sebagai sosok humoris dan hangat. Sepanjang hidupnya dia membuat karya patung yang bernuansa patriotisme.
"Orangnya sangat terbuka, penuh guyon layaknya seniman dan hangat," kata kolega Edhi, Kasijanto, yang juga dosen Sejarah Kesenian UI kepada detikcom, Selasa (5/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa kehilangan. Saya juga menyenangi seni rupa, saya secara tidak langsung memandang beliau guru saya," ucapnya.
Kasijanto menjelaskan, Edhi merupakan seorang pematung yang karyanya sudah banyak dikenal publik karena sebagian besar karyanya berada di ruang publik, seperti Monumen Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng dan patung Dirgantara yang ada di Pancoran.
"Secara khas karya Pak Edhi dikatakan dengan simbol-simbol sejarah dan patriotisme. Karyanya bukan sekadar karya seni tapi kontekstual, terutama karya sejarah ," ucap Kasijanto.
Edhi meninggal pada Senin (4/1/2016) pukul 23.15 WIB di RS Jogja International Hospital. Jenazah akan dimakamkan hari ini, Selasa (5/1/2016). Upacara dimulai pukul 13.00 WIB di rumah duka yang beralamat di desa Nganti Rt 2. Rw 7. Jl. Cempaka No. 72. Mlati, Sleman, Yogyakarta. Selain sebagai pematung, Edhi juga dosen pada Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. Edhi juga dinobatkan sebagai Empu Ageng oleh ISI Yogyakarta. (slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini