Burung Indonesia, sebuah organisasi nonprofit yang sudah melakukan penelitian di KRB selama tahun 2014-2015 memiliki data dari tahun ke tahun soal spesies burung. Berdasarkan analisa literatur, pada tahun 1953 peneliti bernama Hoogerwerf mendata ada 97 jenis burung di KRB, namun kini berkurang hingga lebih dari setengahnya. (Baca data lengkap penurunan spesies burung di sini).
Apa yang menyebabkan turunnya spesies burung di KRB? Peneliti Burung Indonesia, Han Bashari, menyebut salah satu penyebabnya adalah kondisi lingkungan yang sudah berbeda. Bila dibandingkan dengan kondisi dulu, ada beberapa penghubung ekosistem antara KRB dan lingkungan sekitar yang terputus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Senada dengan pernyataan Hanom, Tri Susanti, seorang peneliti di Burung Indonesia yang juga seorang pengamat burung mengatakan, terputusnya ekosistem burung menyebabkan beberapa jenis burung tidak lagi dapat tersebar dan terperangkap di satu tempat hingga punah.
"Dulu di sekeliling KRB banyak kebun atau pekarangan, yang menjadi penghubung KRB dengan daerah lainnya, namun sekarang sudah tidak ada dan terputus. Beberapa jenis burung-burung kecil yang habitatnya di darat atau yang hanya bisa terbang rendah akan terperangkap di KRB, sedangkan jenis lainnya yang tidak bisa mendekati KRB juga akan sulit untuk berkembang biak," papar Santi.
![]() |
Kebun Raya Bogor memiliki luas 87 hektare, tidak termasuk Istana Bogor. Saat ini, pengelolaan KRB di bawah LIPI, sementara Istana Bogor diurus oleh Sekretariat Negara. Usia kebun Raya Bogor saat ini sudah hampir 200 tahun sejak didirikan pada tahun 1817.
Menurut Kasubag Humas KRB Rosniati Apriani Risna, tim KRB tak punya data riil populasi burung di KRB. Fokus mereka saat ini pada flora sebagai ekosistem. Selain itu, tim KRB juga melakukan observasi pada kupu-kupu. (mad/mad)