Tokoh Muda Golkar Minta Segera Munas, Akbar Tandjung: Kami Pertimbangkan

Tokoh Muda Golkar Minta Segera Munas, Akbar Tandjung: Kami Pertimbangkan

Ray Jordan - detikNews
Minggu, 03 Jan 2016 21:56 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Poros Muda Golkar malam ini menemui Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Mereka meminta agar Dewan Pertimbangan Golkar segera mendorong digelarnya Munas Golkar.

Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung mengatakan, Wantim Golkar sudah menduga bahwa masalah yang dialami partainya akan berkepanjangan. Untuk diketahui, saat ini terjadi kekosongan kepengurusan di Golkar.

"Sejak awal, kami (Wantim) sudah mengantisipasi masalah yang dihadapi oleh Partai Golkar ini berkepanjangan, akan berkelanjutan," kata Akbar Tandjung di rumahnya, Jl Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akbar menjelaskan, masalah itu diawali pada saat Wantim meminta agar Munas Golkar digelar pada awal 2015. "Pada saat itu DPP sudah menyetujui, tapi kemudian tiba-tiba ada putusan baru, mempercepat Munas menjadi 30 November. Kemudian kami juga mengajukan surat pernyataan saran agar melakukan berbagai langkah yang betul-betul mengarah terjadinya rekonsiliasi. Tapi nyatanya pada waktu itu juga tidak," kata Akbar.

Akbar melanjutkan, bukannya kesepakatan, yang terjadi malah adanya proses gugat-menggugat. "Kalau saya tidak keliru, diawali oleh kubu Agung Laksono, kemudian ditanggapi oleh kubu Aburizal Bakrie. Dan kami waktu itu sudah memperkirakan proses gugat-menggugat itu akan berkepanjangan," katanya.

Akbar juga mengatakan, masalah gugat-menggugat itu kemudian berkepanjangan dan berdampak pada keikutsertaan Golkar pada Pilkada Serentak Desember 2015 lalu. Untuk itu, lanjut Akbar, Wantim pun sempat meminta agar digelarnya Munas Luar Biasa Golkar.

"Karena partai bisa terancam dalam pilkada. Sebaiknya kita melakukan saja Munas luar biasa pada waktu itu, karena dimungkinkan oleh AD/ART partai. Dikatakan bilamana partai terancam bisa dilakukan proses penyelesaian melalui Munas luar biasa. Namun DPP Munas Bali tidak setuju dan meyakinkan kami bahwa masalah ini bisa diselesaikan secara hukum," jelasnya.

"Bahkan pada waktu itu disebut-sebut oleh ARB bisa selesai pertengahan bulan April, sehingga kita masih ada waktu untuk menghadapi persiapan Pilkada awal bulan Juni, Nah, karena saudara ARB Ketum Munas Bali mengatakan akan selesai pertengahan April, oke lah, kami ikutin, tapi nyatanya tidak selesai-selesai, bahkan kemudian mendekati penyelenggaraan pilkada juga tidak ada kesepakatan," jelasnya lagi.

Akbar menegaskan, apa yang disampaikan oleh kaum muda Golkar ini, yakni meminta Wantim mendorong agar terjadinya Munas menjadi masukan dan akan dipertimbangkan.

"Kepentingan kami, agenda kami, bagaimana bisa menyelesaikan konflik, bagaimana kita bisa bangun kembali Partai Golkar, bagaimana Golkar bisa turut serta hadapi berbagai agenda partai ke depan, terutama agenda politik. Itulah kepentingan kami, tidak ada kepentingan lain," jelasnya.

"Masukan, aspirasi dari generasi muda partai Golkar pastilah jadi bahan masukan kami. Saya kira demikian," tambahnya.

(jor/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads