Sugihardjo menjelaskan, pola operasi yang digunakan sama dengan saat lebaran Idul Fitri lalu yang membagi pelayanan menjadi dua. Yaitu, untuk penumpang jalan kaki dibuka 10 loket atau gate. Sedangkan untuk penumpang kendaraan memakai pola 8 gate untuk mobil dan 5 gate untuk sepeda motor.
"Prinsipnya ini cukup memadai. Hanya memang pada saat arus mudik kemarin itu diterapkan sistim e-Ticketing. Namanya program baru, petugasnya juga baru, barang kali kecepatannya belum bisa melayani kondisi demand, kita evaluasi," kata Sugihardjo yang didamping GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni Tommy L Kaunang dan Kapuskom Kemenhub JA Barata di Bakauheni, Lampung, Sabtu (2/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sisi daratnya. Untuk sisi lautnya, dengan lima pasang dermaga antara Bakauheni dan Merak, dengan pola 28 kapal dan ukuran besar, misal dengan 5 ribu GRT ke atas, sehingga sekali angkut bisa menyerap banyak," ujarnya.
Dalam tinjauannya ini, Sugihardjo juga menyoroti area angkutan bus di pelabuhan. "Gedung terminal pelabuhan ini kan sudah seperti di bandara, pelayanannya bagus. Sementara orang kalau ke luar ke sisi darat masih banyak kendaraan omprengan maupun angkutan antar kota yang standar pelayanannya kurang sejalan. Sistim eticketingnya tidak terintegrasi," katanya.
Sehingga, lanjutnya, pihak pelabuhan telah merencanakan akan bekerjasama dengan Dishub Lampung untuk menerapkan sistim tiket terpadu antara angkutan bus dengan kapal. Sistim itu akan mulai diberlakukan pertengahan Januari ini.
"Sehingga ketika orang di luar gate, sudah ada angkutannya. Dalam tiket terpadu, tentu bukan hanya sistimnya tapi juga standar pelayanan angkutannya, harus yang terjaga dan punya ijin resmi," tandasnya. (idh/dnu)











































