"Saya usir tanggal 3 Desember. Lalu kunci saya serahkan ke Ical," kata Yorrys kepada wartawan, Sabtu (2/1/2015).
Yorrys mengatakan salah satu faktor yang membuatnya mengusir Agung cs adalah karena kantor DPP Golkar tak terurus. Dia menyebut listrik kantor selama 2 bulan dengan tagihan sekitar Rp 400 juta belum dibayar, begitu juga dengan gaji karyawan dan petugas keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yorrys lalu menghubungi Waketum Golkar kubu Ical, Nurdin Halid, meminta kantor Golkar diurus, dan tagihan-tagihan dilunasi. Nurdin, menurut Yorrys, lalu meminta Bendahara Umum Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo membayar seluruh tagihan.
"Ini saya sudah telepon Nurdin Halid untuk beresin masalah listrik. Bambang Soesatyo yang disuruh beresin masalah ini," tutur Yorrys.
Kubu Agung tak menyangkal belum membayar listrik kantor DPP Golkar. Namun ada alasannya. Kubu Agung merasa tagihan listrik harusnya ditanggung dua kubu.
"Saya tanya bendahara, penjelasan dia waktu dulu pakai sendiri nggak ada masalah. Tapi setelah Silatnas diputuskan bersama-sama, ya bebannya bersama-sama dong. Masa yang pakai bersama kita yang tanggung," kata Sekjen Golkar hasil Munas Ancol, Zainudin Amali, saat dihubungi terpisah.
(tor/bal)











































