Dua pejabat di Indonesia yang mengaku gagal adalah Dirjen Pajak Sigit Priadi Pramudito dan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono. Sigit mundur sebagai tanggung jawab karena tak mencapai target penerimaan pajak 2015 sementara Djoko merasa tak mampu mengendalikan kemacetan panjang yang terjadi saat libur Natal.
Di dunia, kebanyakan pejabat memilih mundur karena terlibat skandal, tetapi belum tentu mau mengaku salah. Ada juga yang mundur setelah mendapat desakan bertubi-tubi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pejabat Pendidikan Inggris Mundur karena Tak Capai Target
Estelle Morris baru 1 tahun menjabat sebagai Secretary of State for Education and Skills di bawah kepemimpinan PM Tony Blair pada 2002 silam. Dia tiba-tiba mengundurkan diri setelah menjabat sejak Juni 2001.
Morris merasa tidak berhasil menjalankan tugas seperti yang seharusnya. Dia sebelumnya sudah membuat komitmen bahwa bila target literasi di Inggris tidak tercapai, maka ia akan mundur.
Setelah tidak menjabat lagi, Morris sempat menjalani wawancara dengan media setempat. Dia mengaku lebih bahagia.
2. Menteri Kesehatan Taiwan Minta Maaf dan Mundur karena Skandal Makanan
Chiu Wen-ta menyatakan mundur dari posisinya sebagai menteri kesehatan di Taiwan pada Oktober 2014 silam. Pengunduran dirinya dilakukan di tengah skandal minyak untuk makanan yang terkontaminasi.
Chiu meminta maaf kepada publik karena kasus itu. Dia menjamin tidak ada lagi produk terkontaminasi di pasaran.
Sebelum Chiu mengundurkan diri, sudah ada 8 orang yang dinyatakan bersalah dalam skandal ini. Setelah mundur, Chiu pun kembali menekuni karirnya di bidang pendidikan kesehatan.
3. Wali Kota di Rumania Mundur Setelah Merasa Bersalah secara Moral
Wali Kota Bucharest, Cristian Popescu Piedone mundur akibat kejadian kebakaran di kelab malam pada November 2015 lalu. Kejadian itu menewaskan lebih dari 30 orang.
Piedone merasa bersalah secara moral atas kejadian itu. Meski begitu, dia menyerahkan penyelesaian secara hukum ke pihak berwajib.
Perdana Menteri Rumania Victor Ponta juga menyatakan pengunduran dirinya akibat peristiwa ini. Namun, keputusan itu dia ambil setelah puluhan ribu orang melakukan unjuk rasa.
4. Menteri di Inggris Mengaku Khilaf karena Kirim Pesan Porno
Brooks Newmark, menteri berusia 56 tahun yang membidangi masyarakat madani, mundur dari kabinet pada September 2015 silam. Dia mengaku salah karena mengirim pesan-pesan porno kepada wartawan yang menyamar sebagai aktivis.
"Ini semata-mata karena kekhilafan saya ... saya telah bertindak bodoh," kata Newmark.
Kasusnya bermula ketika 'Sophie Wittams', seorang wanita muda yang mengklaim aktivis partai mengontak Newmark melalui Twitter. Di media sosial Wittams menulis keterangan bahwa dirinya aktif di bidang kehumasan Partai Konservatif, lengkap dengan foto yang memperlihatkan Wittams dengan rambut pirangnya.
Menurut koran The Sunday Mirror kontak ini berlanjut dengan saling bertukar pesan 'yang masuk kategori dewasa'. Belakangan diketahui bahwa akun Wittams di Twitter dibuat oleh wartawan lepas Mirror. (imk/mad)











































