"Desember sampai Januari harus ada aksi. Kalau mau bikin sekat, kanalisasi, mulai dari sekarang. Kalau sudah kebakaran, kita mau apa, sangat susah," ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus peneliti Center for Internasional Forestry Research (Cifor), Herry Purnomo.
Hal ini disampaikan Herry kepada wartawan usai menghadiri Focus Group Discussion bertajuk Aksi Bersama Pengelolaan Lahan Gambut Lestari di Ruang Sidang LPPM UGM, Yogyakarta, Rabu (16/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambah lagi, kata Herry, ada lahan milik negara yang pengelolaannya membutuhkan dana APBD. Sedangkan pencairan APBD masih di pertengahan tahun depan.
"Kita desak lahannya harus dieksekusi sekarang. Budgetnya butuh terobosan dari Kemenkeu dan Kemendagri," imbuhnya.
Menurutnya, semua pihak harus bersatu agar kesalahan tidak terulang. Data yang didapatnya dari penelitian Cifor menunjukkan angka kerugian yang tak sedikit dari bencana asap tahun ini.
"Kerugiannya Rp 400 triliun untuk tahun 2015. Sedangkan ada juga yang untung 9 miliar Dolar AS," ujarnya.
Keuntungan yang dimaksud diantaranya diperoleh para pengusaha dari pengelolaan lahan yang lebih murah dengan membakar lahan.
Data penelitian Cifor juga menunjukkan sebanyak 83 juta rakyat terpapar asap, 500 ribu orang terkena ispa, dan 19 orang meninggal karena asap.
"Kalau nggak sekarang, Februari akan ada kebakaran lagi dan Agustus akan besar," kata Herry. (sip/dra)