"Hati-hati nanti pada 2018, keterbukaan secara global akan dimulai. Bapak ibu kalau ada simpanan uang di Swiss, Singapura, Hong Kong, nanti tidak bisa ditutupi lagi, jadi bagi yang simpanannya banyak, hati hati," imbau Presiden Jokowi .
Pernyataan itu disampaikan dalam pembukaan penganugerahaan keterbukaan informasi badan publik 2015 di Istana Negara, Selasa (15/12/2015). Acara dihadiri oleh sejumlah menteri, kepala lembaga, kepala daerah dan kepala BUMN dan rektorat sejumlah universitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan dengan kemajuan teknologi, pola interaksi antara pemerintah dan rakyat harus berubah. Jangan berharap bisa menutupi kalau ada yang tidak baik.
"Tidak bisa, sekarang orang membuat foto tidak pakai tustel lagi, bisa dengan HP yang setiap hari dibawa. Bapak bertemu siapa dengan siapa setiap saat bisa diunggah, ini keterbukaan yang tidak bisa dicegah, semua harus memulai," tuturnya.
Jokowi mengapresiasi setiap kementerian dan lembaga yang sudah menerapkan e-government. Sehingga bisa menangani keluhan masyarakat dengan cepat.
"Perbaiki terus prosesnya hingga masyarakat merasa hadir menyelesaikan persoalan mereka," tutupnya.
Secara simbolis Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada sejumlah kementerian, lembaga, BUMN, Pemprov dan Universitas-Universitas. (mpr/mad)