"Kita juga orang kristen enggak ada pakai topi Santa kok. Di mana ada kitab suci nuliskan Santa Claus pakai topi? Coba saya tanya dimana ada pohon natal? Ada enggak kitab suci yang catat ada pohon natal? Itu kan cuma ciptaan orang ngapain diributin?" ujar Ahok saat diminta tanggapan terkait imbauan MUI tersebut di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (15/12/2015).
"Jadi Santa itu kan sekarang tradisi yang seolah-olah kristen padahal itu bukan nilai kristen. Menurut saya, menurut saya itu terserah orang tafsiran ya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang sekarang Christmast jadi Xmast kok kalau kamu sekarang mau bilang X-fire atau Mr. X tahu enggak. Mereka menggunakan Xmast. Jadi kalau orang mau pakai topi Santa itu bukan kekristenan kok. Di kitab suci itu enggak ada. Betul enggak?" kata dia.
Ahok menerangkan, saat ini Natal sudah menjadi seperti libur akhir tahun yang cukup panjang. Sehingga Hari Natal bukan hanya sekadar milik umat Kristiani semata.
"Natal itu bukan hanya pengertian kristen lagi. Natal dianggap sebuah liburan akhir tahun," pungkas Ahok.
MUI memang tak membuat imbauan khusus, terkait dengan fenomena pegawai mal di toko atau restoran memakai atribut agama tertentu. Yang terbaik adalah tidak ada paksaan.
"Saya berharap tidak ada pemaksaan bagi siapapun untuk memakai simbol agama tertentu. Cukup menggunakan seragam tokonya saja," jelas Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Cholil Nafis, Senin (14/12).
(aws/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini