Patung Nyi Ageng Serang dengan mengendarai seekor kuda membawa tombak yang ada di simpang lima (Proliman) Kota Wates, Kabupaten Kulonprogo justru banyak orang menyebutnya "patung kuda". Padahal dia dikenal sebagai tokoh/pahlawan nasional yang membantu perang Diponegoro di kawasan perbukitan Menoreh Kulonprogo.
![]() |
"Saya sedih kalau masih ada orang yang menyebut patung Nyi Ageng Serang yang ada di Proliman Wates itu dengan menyebut patung kuda," ungkap Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo saat diskusi pariwisata di Wates, Kulonprogo.
Menurut dia, ketokohan Nyi Ageng Serang yang menjadi ikon dan tokoh pahlawan nasional dari Kulonprogo itu seakan menjadi terlupakan. Dia berjuang membantu perang Diponegoro saat ini di wilayah Menoreh. Dia juga dimakamkan di daerah Kalibawang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan Nyi Ageng Serang juga telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden : Keppres No. 084/TK/1974 tertanggal 13 Desember 1974. Makamnya di Kalibawang sampai sekarang juga banyak didatangi para peziarah. Nyi Ageng Serang wafat pada masa perang Diponegoro masih berkecamuk pada tahun 1828.
Oleh karena masih banyak orang yang menyebut patung Nyi Ageng Serang yang sedang mengedarai kuda dengan membawa tombak itu, oleh Pemkab Kulonprogo patung tersebut diganti lebih besar. Patung yang baru tersebut saat ini diletakkan di tengah persimpangan jalan di Kota Wates dengan ukuran lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan patung sebelumnya dengan ketinggian sekitar 4 meteran.
Patung sebelumnya dulu di tempat di salah satu sudut di barat barat Proliman Wates. Karena tidak ada penanda yang memberikan informasi mengenai tokoh pahlawan nasional Nyi Ageng Serang, masyarakat sekitar pun tidak banyak yang mengetahuinya. Akibatnya masyarakat umum pun menyebutnya dengan sebutan patung kuda.
Agar tidak salah sebut lagi, pada tiang penyangga patung yang berbentuk bulat di sekelilingnya diberi tulisan "Monumen Nyi Ageng Serang". Patung Nyi Ageng Serang ukurannya juga lebih besar. Sedangkan patung lama saat ini sudah dipindahkan ke RSUD Nyi Ageng Serang di Sentolo.
Dengan adanya tulisan Monumen Ny Ageng Serang itu, orang tidak lagi menyebutnya dengan sebutan patung kuda, namun patung Nyi Ageng Serang. Masyarakat pun akan lebih mengenal ketokohannya. (bgs/faj)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini