Dan membandingkan dengan Jepang, pengguna kereta di negeri sakura juga dikenakan tarif apabila keluar masuk di stasiun yang sama, tanpa keluar di stasiun yang lain. Tarifnya juga tarif terendah sekitar Rp 12 ribu.
"Ini sudah berlaku sekitar dua tahun yang lalu," kata Horas, warga Indonesia yang sudah bermukim puluhan tahun di Jepang, Kamis (10/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Horas mencontohkan di Stasiun Shibuya banyak yang sekedar melintas saja, menghindari memutar berjalan lebih jauh. Lewat stasiun jalan lebih dekat. Rupanya antrean orang keluar stasiun banyak sekali.
"Jadi sekarang kena bayar. Tapi mereka memberi toleransi, kalau kita ingin menumpang ke WC tinggal bilang saja ke petugas, pasti diizinkan. Atau kalau kita ketinggalan kunci, bilang saja ke petugas informasi. Data kita akan dihapus dulu, atau diizinkan keluar lewat bagian yang lain yang tidak te-record," tutur dia.
Di Jepang mesin tap kartu tidak dijaga petugas. Namun ada bagian informasi tempat bertanya bila ingin tahu sesuatu. (dra/dra)











































