Merasa Dihina Reza Chalid, Masyarakat Minang Jakarta Datangi Bareskrim

Merasa Dihina Reza Chalid, Masyarakat Minang Jakarta Datangi Bareskrim

Idham Kholid - detikNews
Kamis, 10 Des 2015 20:03 WIB
Reza Chalid (Foto: Ilustrasi oleh Fuad Hasim)
Jakarta - Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya tidak terima dengan sebutan 'Dajjal' yang dilontarkan pengusaha Reza Chalid dalam rekaman percakapan dengan Ketua DPR Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Atas hal itu, mereka pun melapor ke Bareskrim Polri.

Koordinator Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya Sarman El Hakim mengatakan, pihaknya telah memasukkan laporan ke polisi atas tuduhan melakukan penghinaan dan penistaan terhadap orang Padang atau Minang. Reza diduga melanggar pasal 310 ayat 1 jo pasal 156 KUHP jo pasal 28 ayat 2 UU ITE.

"Kami merasa terhina dan tersakiti. Kami orang Minang adalah orang yang taat beragama sebagaimana falsafah kami, 'adat basandi syara, syara basandi kitabullah," kata Sarman di BareskrimΒ  Polri, Kamis (10/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarman yang tiba bersama 5 rekannya dan didampingi pengacara itu mengatakan, kata 'Dajjal' memiliki pengertian orang yang paling berdusta, paling pembohong dan mengaku sebagai Tuhan.

"Kami minta polisi serius memproses dan segera menindaklanjuti laporan kami," ujarnya.

Menurut Sarman, sejarah mencatat putra-putra Minang memiliki kontribusi sangat besar bagi Indonesia sejak perjuangan kemerdekaan hingga kini. Di antaranya seperti Tuanku Imam Bonjol, Tan Malaka, Syahrir, Haji Agus Salim, Muhammad Yamin, Muhammad Natsir, hingga Mohammad Hatta sebagai proklamator bangsa.

"Kami minta Reza Chalid segera minta maaf kepada seluruh masyarakat Minang," tegasnya.

Sementar itu, kuasa hukum pelapor, Jansen Sitindaon mengatakan, pihaknya belum mendapatkan nomor laporan karena penyidik meminta untuk melengkapi laporan mereka.

"Diminta lengkapi alat bukti dulu. Bareskrim juga tanya, kami dapat rekaman dari mana, kami bilang download di internet. Diminta rekaman yang asli," tandasnya dalam kesempatan yang sama.

Berikut cuplikan rekaman pembicaraan saat Reza Chalid menyebut Dajjal:

SN: Kalau semen itu Pak, pada akhirnya bisa dibangun di situ gak, Di Timika? Kalau seandainya presiden sudah setuju. Udah, Pak Ketua kita di sini, tapi harus janji di Timika, sesuai permintaan itu bangun pabrik semen di sana

MS: Pak, masalah lahan di Papua itu juga masalah besar. Masalah hak ulayat itu susah. Pak Riza mau bangun di sana, berhubungan sama yang punya, Pak Iza sudah bayar. Nanti pamannya datang kamu bayar ke dia, saya mana. Datang lagi keponakannya. Itu yang bikin perang suku Pak.

MR: Itu mirip di Padang. Sama kalau di Padang

MS: Kepastian hukumnya tidak ada. Ada kebon sawit besar bagus cantik udah jadi Pak. Tiba-tiba ditutup sama gubernur katanya merusak alam. Kasihan Pak buat investor. Itu orang nggak jadi males menginvestasi

MR: Provinsinya Dajjal

MS: Betul Pak zamannya Dajjal

MR: Sama Pak. Gila itu. Itu waktu Riza mengondisikan ngurusi gula, sudahlah begini begini, dia sudah kuasai lahan Pak, pada waktu itu. Beda kongsi. Gua ketawa aja. Makan dulu, kalau udah jalan 5 tahun baru saya ambil.

MS: Diganggu?

MR. Ya enggaklah. Dia juga memulai itu jalan pelan-pelan sekarang. Miliknya Antam. Akhirnya dia bikin pabrik gula di NTT. Hmm begitu

MS: Ati-ati Pak. Betul Pak.

SN: Ngeri, makanya bolak-balik situ.
(idh/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads