Kader Golkar Daerah: Novanto Pantas Mundur, Tak Layak Pimpin DPR

Kader Golkar Daerah: Novanto Pantas Mundur, Tak Layak Pimpin DPR

Hardani Triyoga - detikNews
Kamis, 10 Des 2015 09:03 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Langkah Ketua DPR Setya Novanto yang melaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ke Bareskrim Polri menuai kecaman. Kader daerah Golkar menilai upaya tersebut justru membuat Novanto semakin menghilangkan legitimasi publik.

Upaya hukum ini diprediksi sia-sia dan justru membuat Novanto semakin di-bully dan didesak mundur.

"Itu upaya perlawanan yang sia-sia. Tindakan Novanto dengan melapor balik tidak serta merta mengembalikan hilangnya legitimasi publik dan citra Ketua DPR. Itu justru menghilangkan. Dan, dia akan semakin di-bully," ujar Sekretaris DPD Golkar Papua Victor Abraham Abaidata dalam pesan singkatnya, Kamis (10/12/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Victor menekankan apabila Novanto melakukan upaya perlawanan justru makin mempercepat karier politiknya. Sorotan rakyat harus diperhatikan dan dipahami eks Bendahara Umum Golkar itu. Bila masih bersikeras tetap bertahan, Novanto akan dihakimi oleh kekuatan rakyat.

"Setya Novanto tidak layak lagi pimpin DPR karena itu yang pantas hanyalah mundur atau pada akhirnya akan diturunkan oleh rakyat. Jangan sampai pemimpin DPR yang terhormat diturunkan secara tidak hormat. Novanto menerima penghakiman sosial dan politik oleh masyarakat," tutur Juru Bicara Poros Muda Golkar Indonesia Timur itu.

Kemarahan Wakil Presiden Jusuf Kalla terhadap Novanto harus dilihat. Publik begitu reaktif melihat kasus ini. Bahkan diyakini, masyarakat Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah pemilihan (dapil) Novanto ikut malu melihat wakilnya di dewan.

Mengacu desakan ini dan sikap yang cenderung melawan dinilai hati nurani Novanto sudah mati.

"Mahasiswa bahkan masyarakat NTT yang merupakan Dapil saudara Novamto telah mendesak agar Ketua DPR Setya Novanto mundur dari jabatan. Nurani saudara Novanto telah mati sehingga tidak lagi peka merespons desakan kuat dari publik," tuturnya.

Lantas, dia mengingatkan pula tiga kader Golkar di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang harus melihat kepentingan partai dan rakyat. Bila tidak, maka sikap tiga kader ini hanya merugikan citra partai.

"Hanya karena membela seorang Novanto, mereka telah mengorbankan citra partai dan para calon kepala daerah yang diusung maupun didukung oleh Partai Golkar," sebutnya. (hty/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads