"Sudah dua hari dapat bombardir kok semua soal money politic, enggak enak banget," kata Ganjar ketika rapat Forkopimda Provinsi Jawa TengahΒ dalam rangkaΒ memantau kesiapan Pilkada di pendopo Kabupaten Purworejo, Selasa (8/12/2015).
![]() |
Menurut dia, aduan tersebut diterimanya lewat sosial media dan SMS. Para pengadu itu ternyata belum berani untuk melaporkannya ke Panwaslu dengan alasan masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Besaran "serangan fajar" yang diadukan ke Gubernur Ganjar beragam, mulai dari uang Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu bahkan dengan sembako. Ganjar kemudian mengimbau kepada Panwas untuk mendayagunakan sosial media untuk laporan dari warga agar bisa segera ditindaklanjuti.
"Saya minta Purworejo memulai umpama lewat FB, Twitter, Instagram, jadi early warning sah saja nanti ditindaklanjuti benar atau tidak," pungkas Ganjar.
Ketua Panwas Purworejo Gunarwan juga mengakui adanya aduan terkait money politics. "Tadi ada laporan lewat telepon, teman ke sana cek ternyata tidak ada. Kami ada pengawas sampai tingkat desa. Bisa lapor ke pengawas setempat," pungkas Gunarwan.
Dalam koordinasi persiapan pilkada di Purworejo, Ganjar memantau persiapan di TPS 13 keluarahan Purworejo dan TPS 7 kelurahan Pangenrejo.
Ganjar melakukan pemantauan dengan transportasi Helikopter MI-17 V5 didampingi seluruh pimpinan Provinsi Jateng yaitu Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Nur Ali, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi, Ketua DPRD Jawa Tengah Rukma Setyabudi, Sekda Jawa Tengah Sri Puryono, Kajati Jawa Tengah Hartadi, Ketua KPU Jawa Tengah Joko Purnomo, dan Ketua Bawaslu Jateng Abhan Misbah. (alg/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini