"Saya, Setya Novanto tidak pernah menjadi pemburu rente dan tidak pernah menggunakan kekuasaan dan pengaruh untuk mengambil keuntungan pribadi," kata Setya Novanto dalam nota pembelaan yang salinannya beredar di kalangan wartawan, Senin (7/12/2015).
Novanto mengaku selalu menjaga agar suasana politik di tanah air tidak gaduh sehingga mengganggu iklim investasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengakuan Novanto ini bertolak belakang dengan rekaman percakapan antara dia bersama pengusaha minyak Reza Chalid dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Dalam rekaman yang diputar di sidang MKD pada Rabu pekan lalu itu terungkap betapa aktifnya Novanto dan Reza Chalid diduga aktif meminta 'jatah' saham ke PT Freeport Indonesia. Hal itu terdengar dari transkrip rekaman percakapan antara Novanto, Reza Chalid dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Begini potongan dialog antara Novanto, Reza Chalid dengan Maroef soal permintaan saham PT Freeport. Inisial MS untuk Maroef Sjamsoeddin, MR untuk Muhammad Reza Chalid dan SN untuk Setya Novanto.
MS: Papua. Coba tolong dimatangkan mengenai saham.
MR: Yang saham. Soal saham itu, saya bicara ke Pak Luhut. Kita sudah bicara. Weekend saya ketemu. Biar Pak Luhut yang
bicara ke bapak
SN: Biar cepat selesai
MR: Kan ini long weekend,ย Hari minggu nanti, saya temui Pak Luhut, bisa minggu malam. Biar Pak Luhut cek dan kitaโฆ. Saya
yakin itu
SN: Presiden sudah dikasihkan ke Pak Luhut itu berapa kali. Si Darmo, kalau bapak denger cerita di dalam. Apa yang kita
inginkan bisa, presentasi ke presiden tiap hari.
SN: Presentasi ke presiden setiap hari.
MR: Kalau memang gawat keadaannya, saran saya jika mau malam sabtu atau malam minggu
SN: Besok
MR: Why not. Pak Luhut oke. Kita ketemu sama Pak Maroef, hari minggu malam. Kita ngumpetlah. Seeeeeeeet dia action minggu
depan. Nggak lama Pak. Next week two week. Bisa kau angkat akhir Juni selesai urusan. Begitu ini selesai ini saham bisa
(erd/van)











































