Pesawat Star Wars, Fiksi atau Fakta?

Sains

Pesawat Star Wars, Fiksi atau Fakta?

Sapto Pradityo - detikNews
Senin, 07 Des 2015 13:30 WIB
Foto: Collider
Jakarta -

Seorang penonton bertanya kepada Neil deGrasse Tyson, pembawa acara sains kondang, mana yang lebih dia sukai: Millennium Falcon atau Starship Enterprise. Keduanya sama-sama pesawat penjelajah antargalaksi.

Dalam serial Star Trek, pesawat penjelajah Starship Enterprise alias USS Enterprise membawa Kapten James T. Kirk dan Kapten Jean Luc Picard jauh menembus ruang antargalaksi. Di film Star Wars, Millennium dipiloti oleh Han Solo dengan kopilot Chewbacca. Di seri ketujuh, Star Wars: The Force Awakens, yang akan tayang di bioskop satu atau dua pekan lagi, Han Solo diperankan oleh Harrison Ford dan berperang di pihak Rebel Alliance.

"Pertanyaan yang gampang," kata Neil, doktor astrofisika dari Universitas Columbia, Amerika Serikat, dalam acara Star Talk pekan lalu. Direktur Planetarium Hayden di Kota New York ini ternyata lebih suka dengan Enterprise. Menurut Neil, Enterprise dikembangkan berdasarkan riset sains yang serius. Bagaimana pendapat Neil deGrasse Tyson soal Millennium Falcon? "Palsu... palsu... palsu…." Tapi penggemar mati Star Wars sudah pasti tak akan setuju dengan pendapat Neil.

Desain asli Millennium sebenarnya hampir menyerupai pesawat tempur B-29 Superfortress. Di layar bioskop, George Lucas, sutradara Star Wars, mengubahnya di menit-menit terakhir. Menurut Lucas, desain Millennium terlalu mirip dengan pesawat Eagle Transporter di serial televisi Space: 1999. Lantaran desain baru Millennium yang dipilih Lucas sekilas tampak menyerupai hamburger, anak buahnya menjuluki pesawat itu Porkburger.

Rhett Allain, profesor fisika dari Universitas Southeastern Louisiana, pernah menghitung berapa besar gaya yang harus ditanggung penumpang Millennium saat pesawat itu lepas landas dan Han Solo menarik tuas gas. Menurut taksiran Rhett, penumpang Millennium paling tidak harus menanggung beban 12 kali gaya gravitasi. Jika Han Solo hanya manusia biasa, bisa dipastikan dia bakal kehilangan kesadaran.

USS Enterprise / Movie Pilot


Tak jelas benar berapa kecepatan Millennium dan bagaimana cara kerja mesin pesawat ini sehingga bisa terbang secepat itu. Di Star Wars: A New Hope, Han Solo pernah sesumbar Millennium bisa melaju mendekati kecepatan cahaya. Sampai detik ini, belum ada teknologi yang telah teruji bisa menyamai atau paling tidak mendekati kecepatan pesawat fiktif Enterprise atau Millennium. Semua masih berupa konsep, teori, atau mimpi belaka.


Jangankan terbang ke galaksi lain, perjalanan ke bintang terdekat dari tata surya pun masih sulit dibayangkan bagaimana caranya. Mereka yang sudah "keracunan" film Star Wars atau Star Trek barangkali berpikir perjalanan ini bakal segampang yang dilakukan Kapten Jean Luc-Picard bersama awak USS Enterprise. Padahal bintang terdekat dari tata surya, yakni bintang Proxima Centauri, berada jauh di luar impian sinting siapa pun.

Sementara jarak rata-rata bumi ke matahari "hanya" 149,6 juta kilometer, jarak bumi ke bintang Proxima ini kurang-lebih 40 triliun kilometer atau 266 ribu kali jarak bumi ke matahari. Jika kita naik Voyager 1, wahana paling cepat yang pernah dibuat manusia sampai hari ini, baru 74.814 tahun lagi kita akan mendarat di permukaan bintang Proxima. Kurang-lebih perlu 1.000 generasi manusia untuk mencapai bintang terdekat dari bumi setelah matahari tersebut. Suatu hil yang mustahal, mengutip mendiang pelawak Asmuni.

Tapi selalu ada orang-orang "edan" di setiap zaman, seperti mereka yang tergabung dalam inisiatif 100 Year Starship dan Icarus Interstellar. 100 Years Starship didanai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Riset Pertahanan (DARPA). Lembaga nirlaba Icarus, yang didirikan oleh sejumlah ilmuwan, seperti Andreas Tziolas dan Richard Obousy, didanai oleh swasta.

Baik 100 Years Starship maupun Icarus sama-sama meneliti pelbagai alternatif teknologi yang mungkin bisa dipakai untuk misi perjalanan antarbintang, berawak maupun tanpa awak. "Aku berharap 100 tahun lagi masih bisa berada di sini untuk ikut dalam perjalanan itu," kata Bill Clinton, mantan Presiden Amerika Serikat, seperti dikutip Space. Clinton menjadi Ketua Kehormatan Simposium 100 Year Starship, beberapa waktu lalu.

Target Icarus, penerbangan lintas bintang itu bisa dimulai pada tahun 2100. Roket dengan bahan bakar propelan seperti yang dipakai misi Apollo ke bulan tak ada gunanya untuk perjalanan lintas bintang, karena terlalu lambat. Ada sejumlah kandidat sumber energi roket yang mungkin bisa mendorong wahana hingga ke bintang Proxima, misalnya roket fisi dan fusi nuklir serta roket antimateri.

"Teknologi roket fusi nuklir dan antimateri masih perlu beberapa dekade lagi, tapi sudah ada teknologi yang sudah lebih siap hari ini, yakni roket fisi nuklir," ujar Richard Obousy, pendiri Icarus, beberapa waktu lalu. Yang dimaksud Obousy adalah roket termal nuklir (NTR), dengan propelan hidrogen. Roket dengan teknologi fisi nuklir tersebut bisa menghasilkan daya dorong dan kecepatan sangat tinggi. Misi perjalanan ke Planet Mars sebelum 2030 bisa menjadi ajang uji coba roket termal nuklir.

"Mengirimkan manusia ke Mars dengan roket berbahan bakar kimia ibarat naik truk penuh muatan semen dari New York ke Los Angeles. Tidak efisien dan sangat mahal," kata Brad Appel, peneliti di General Propulsion Sciences, kepada Discovery. "(Pesawat) dengan roket termal nuklir bak naik Toyota Prius, jauh lebih nyaman dan bisa pergi lebih jauh lagi."

Roger J. Shawyer, insinyur antariksa dari Inggris, punya "teori" yang agak tak masuk akal. Beberapa fisikawan menyebut ide Shawyer agak impossible, mendekati mustahil. Mesin EmDrive yang dirancang Shawyer, dia mengklaim, bisa menghasilkan daya dorong tanpa perlu bahan bakar propelan. Artinya, urusan bahan bakar tak akan jadi masalah dalam penjelajahan antargalaksi.

Millennium Falcon / IGN


EmDrive menghasilkan daya dorong itu dengan memantulkan gelombang mikro dalam kotak tertutup. Menurut Shawyer, dia memanfaatkan celah dalam Teori Relativitas Umum. Namun John Baez, fisikawan dari Universitas California-Riverside, dan beberapa fisikawan lain, tak percaya pada teori Shawyer. "Bullsh*t," kata Baez. Prinsip kerja EmDrive, menurut Baez, bertentangan dengan hukum kekekalan momentum.

Sebenarnya banyak teknologi di Enterprise atau Millennium yang bisa dibuat hari ini. Tapi yang paling sulit dibikin hari ini adalah teknologi warp. Perlu energi sangat besar untuk membuat pesawat sebesar Enterprise bisa melaju hingga kecepatan cahaya. "Perlu energi yang sampai hari ini pun belum bisa dibuat di laboratorium, seperti dark energy," ujar Richard Obousy, Direktur Icarus.

Halaman 2 dari 2
(sap/hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads