Rekaman dan transkrip percakapan mereka hari ini, Rabu (2/12/20150 diputar di sidang MKD di gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta. Dalam rekaman itu terlihat bahwa Novanto dan Reza mendominasi jalannya percakapan. Adalah Reza yang pertamakali menyinggung soal saham tersebut.
"Soal saham itu ada pemikiran," kata M Reza Chalid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada nominenanya, punya Pak Luhut," jawab Reza.
Novanto dan Reza Chalid kemudian mengarahkan materi pembicaraan melebar. Perbincangan kemudian melebar ke soal rencana PT Freeport yang ingin membangun Smelter di Gresik, Jawa Timur hingga rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) bersama.
Maroef ingin ketegasan dari Novanto dan Reza soal saham yang ingin mereka minta. "Mungkin harus jelas juga Pak, supaya anunya (saham), perhitungannya lebih jelas," kata Maroef.
"Pak, kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%. Ambillah (untuk Jokowi) 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil, kalau enggak ribut," kata Reza Chalid.
Reza kemudian mengatakan akan berbicara kepada Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan secepatnya.
"Yang saham. Soal saham itu, saya bicara ke Pak Luhut. Kita sudah bicara. Weekend saya ketemu. Biar Pak Luhut yang bicara ke bapak (Maroef)," kata Reza.
Novanto menguatkan pernyataan Reza. "Biar cepat selesai," kata Novanto.
Begini potongan dialog antara Novanto, Reza Chalid dengan Maroef soal permintaan saham PT Freeport. Inisial MS untuk Maroef Sjamsoeddin, MR untuk Muhammad Reza Chalid dan SN untuk Setya Novanto.
MS: Papua. Coba tolong dimatangkan mengenai saham.
MR: Yang saham. Soal saham itu, saya bicara ke Pak Luhut. Kita sudah bicara. Weekend saya ketemu. Biar Pak Luhut yang
bicara ke bapak
SN: Biar cepat selesai
MR: Kan ini long weekend, Hari minggu nanti, saya temui Pak Luhut, bisa minggu malam. Biar Pak Luhut cek dan kita…. Saya
yakin itu
SN: Presiden sudah dikasihkan ke Pak Luhut itu berapa kali. Si Darmo, kalau bapak denger cerita di dalam. Apa yang kita
inginkan bisa, presentasi ke presiden tiap hari.
SN: Presentasi ke presiden setiap hari.
MR: Kalau memang gawat keadaannya, saran saya jika mau malam sabtu atau malam minggu
SN: Besok
MR: Why not. Pak Luhut oke. Kita ketemu sama Pak Maroef, hari minggu malam. Kita ngumpetlah. Seeeeeeeet dia action minggu
depan. Nggak lama Pak. Next week two week. Bisa kau angkat akhir Juni selesai urusan. Begitu ini selesai ini saham bisa
(bal/erd)











































