Mungkin belum banyak yang tahu soal cerita di balik desain kampus IPDN. "Kalau melihat dari udara, bentuk atau desain kampus IPDN ini seperti pena," ucap Kabag Humas dan Protokol IPDN Bisri kepada detikcom di ruang kerjanya, kampus IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (1/12/2015).
Dulunya atau pada 1989, IPDN bernama Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Pada 14 Agustus 1992 berdasarkan Kepres No. 42 Tahun 1992 sekolah ini berubah nama menjadi STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) dan diresmikan oleh Presiden Soeharto. Setiap kelulusannya dikukuhkan oleh Presiden RI sebagai calon pamong prajamuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisri menggoreskan tinta pulpen di selembar kertas. Dia menggambar satu pena. "Bentuknya begini (seperti pena). Nah, desain memanjang ini ada ruang kerja, bagian lapangan, tempat gedung kelas, hingga ke Gedung Nusantara atau ruang makan makan. Kalau desain ujung pena itu lokasinya berada di ujung gerbang masuk IPDN," tutur Bisri.
Lalu apa filosofi desain pena ini?
"Pena itu simbol proses pembelajaran. Jadi di tempat inilah semua belajar sunguh-sungguh sehingga nanti lulusannya menjadi aparatur yang berkualitas serta siap mengabdi untuk bangsa dan negara," tutur Bisri.
Perlu diingat saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan sambutan dalam acara pelantikan 1.974 Pamong Praja Muda IPDN pada Senin 15 Juni 2015 lalu. Jokowi berharap Pamong Praja Muda sebagai aparatur negara yang bisa memelopori pembangunan bangsa serta memberikan teladan kepada masyarakat. Jokowi pun mengingatkan soal revolusi mental yang harus diusung aparatur pemerintahan.
Mendagri Tjahjo Kumolo menunjuk kampus IPDN menjadi pusat pembelajaran revolusi mental. Langkah tersebut sejalan dengan program pemerintahan Presiden Jokowi. (bbn/dra)