JK: Pembelian Helikopter Harus Dievaluasi Ulang, Jangan Sampai Berlebihan

JK: Pembelian Helikopter Harus Dievaluasi Ulang, Jangan Sampai Berlebihan

Rois Jajeli - detikNews
Senin, 30 Nov 2015 13:12 WIB
Helikopter AgustaWestland/Foto: Dok. AgustaWestland A Finmeccania Company (www.agustawestlad.com)
Surabaya - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan penolakannya terhadap rencana pergantian helikopter kepresidenan dari Super Puma ke AgustaWestland AW101. Helikopter kepresidenan saat ini menurut Wapres JK masih dalam kondisi baik.

"Begini, setiap pembelian itu harus jelas kegunaannya. Jelas untuk apa. Jangan sampai terjadi skandal seperti di India. Panglimanya, menterinya, dirut perusahaanya masuk penjara terkait skandal heli," kata Wapres JK kepada wartawan usai menghadiri pelantikan Dewan Kehormatan PMI Jawa Timur di gedung negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (30/11/2015).

JK menerangkan, yang dimaksud angkutan VVIP hanya ada 2 orang di Indonesia yakni, presiden dan wapres. Helikopter kepresidenan saat ini ada 5 unit dan baru dibeli tahun 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Salah kalau mengatakan itu (produksi) tahun 50-an. Itu tahun 2012, helikopter yang sekarang ini sangat bagus. Nggak benar itu dikatakan sudah tua, nggak benar sama sekali," terangnya.

Jam terbang helikopter kata JK diukur 2 hal yakni, tahun pembuatannya dan jam terbang helikopter tersebut. Helikopter kepresidenan saat ini jam terbangnya masih kecil.

"Seperti yang dikatakan Pak Jokowi, presiden paling tinggi sekali naik helikopter itu. Saya sudah 3 bulan tidak naik helikopter itu, padahal ada 5 helikopter," katanya.

"Jadi kalau beli lagi, itu berlebihan. Kita evaluasi ulang. Jangan berlebihan, karena ini uang rakyat loh. Hati-hati ini uang rakyat," jelasnya.

"Jangan-jangan helikopter buangan dari India itu mau dibeli Indonesia. Kita akan periksa ulang," ujar JK sambil tersenyum.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriyatna sebelumnya menjelaskan soal rencana pembelian helikopter ini. Pilihan jatuh ke helikopter AW 101 dengan beberapa pertimbangan.

Pertimbangan pemilihan heli ini di antaranya memiliki kabin yang tinggi sehingga penumpang tak perlu menunduk saat akan masuk. Selain itu, heli AW 101 memiliki tiga mesin sehingga disebut lebih aman saat digunakan.

(roi/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads