Ahok awalnya berencana mencopot kepala dinas yang tidak becus bekerja pada Jumat 27 November 2015 ini. Tindakan ini dilakukan ketika Ahok menemukan banyaknya penyimpangan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2016.
Ia merasa bagaikan 'dikadali' oleh bawahannya. Ahok akhirnya memutuskan untuk 'menstafkan' anak buahnya yang bermain. Namun, Ahok memilih merahasiakan identitas kepala dinas yang akan dilengserkannya. Semua dilakukan Ahok demi pembenahan internal birokrasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begini reaksi anak buah Ahok:
1. Kadisdik: Saya Siap Dicopot
Foto: Muhammad Iqbal/detikcom
|
"Saya siap-siap saja," kata Arie di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/11/2015).
Menurutnya rotasi jabatan adalah hal yang wajar dalam roda pemerintahan. Terlebih ia sebelumnya sudah pernah dirotasi Ahok dari jabatan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
"Pelantikan atau mutasi itu bagian dari sistem garis di sebuah organisasi. Itu hal yang biasa saja kok," lanjutnya.
Saat mengevaluasi rancangan anggaran untuk Dinas Pendidikan, Ahok mempertanyakan anggaran honor programmer yang mencapai Rp 57 juta padahal hanya bekerja 6 hari saja. Terkait hal itu, Arie sudah menjelaskan kesalahan itu terjadi di tingkat suku dinas saat penginputan anggaran. Mereka pun langsung memperbaiki saat itu juga.
2. Kadisparbud: Awak Ini Apalah!
Foto: Agung Pambudhy
|
"Tuhan itu Maha Mengetahui. Jabatan adalah amanah. Ada saat kemarau ada saat hujan. Biarlah kehendak-Nya yang jadi (terjadilah)," ujar Purba saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/11/2015).
Purba mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Ahok. Namun hingga saat ini pihaknya belum ada pembicaraan khusus dengan Ahok terkait rencananya memutasi sejumlah pejabat di tubuh PNS DKI.
"Belum ada pembicaraan. Tanya Pak Sekda (Saefullah). Mungkin beliau sudah tahu," terangnya.
"Tapi yang tepat ditanyakan adalah Ahok. Awak ini apalah," tutup Purba pasrah.
3. Pembelaan Kadis Pertamanan
Foto: Luthfy Syahban
|
"Iya tadinya kita pengin swakelola yah, karena kalau lelang pemenangnya itu lagi, itu lagi. Tapi kan kita terbentur aturan, enggak bisa swakelola untuk pengadaan tanaman. Jadi akhirnya dengan lelang," kata Ratna di sela rapat Badan Anggaran (Banggar) di gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2015).
Ia mengakui sistem lelang bisa jadi ajang permainan perusahaan-perusahaan besar. Namun, Ratna pernah mengajukan pengadaan pohon untuk masuk dalam e-katalog LKPP tetapi dinyatakan tak bisa. "Karena kalau tanaman kan ada diameter batang dan sebagainya yang terus tumbuh jadi tidak ada ukuran bakunya seperti mobil," sambungnya.
Karena itu, perusahaan-perusahaan pemenang lelang pengadaan bunga ini nantinya akan disatukan sehingga mudah dikontrol. "Makanya dijadikan satu semua tinggal nanti kita harapkan pemenangnya kontraktor besar yang bisa buat Jakarta hijau," ucap Ratna.
Namun, Ratna belum memberikan keterangan tentang rencana Ahok yang hendak mencopot kepala dinas pada Jumat ini.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini