Sebanyak 23 elemen masyarakat Sunda berkumpul di markas Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis siang (26/11/2015). Mereka membentuk wadah bernama Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat guna menyikapi isi ceramah Habib Rizieq di Kabupaten Purwakarta yang dinilai melecehkan bahasa Sunda.
"Tiap jam dan hari, kami terus berkomunikasi di aliansi ini. Saya minta jangan terpancing dan jangan anarkis. Jadi, kami percayakan kepada aparat penegak hukum agar mengusutΒ tuntas. Jangan dibiarkan, karena kami tidak suka keributan dan anarkis," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, Noery Ispandji, kepada wartawan di sekretariat AMS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, menurut Noery, bersepakat menggulirkan tiga poin tuntutan berkaitan Habib Rizieq. "Kami meminta Habib Rizieq minta maaf kepada masyarakat Sunda. Lalu Habib Rizieq tidak masuk Jawa Barat. Selain itu, kami meminta kepeda pihak berwajib untuk usut tuntas masalah yang sudah dilaporkan AMS," tutur Noery.
Rencananya pada hari ini atau pukul 10.00 WIB tadi, sambung Noery, orang mengaku pimpinan FPI Jabar berniat klarifikasi dengan mendatangi markas AMS. Namun hingga pukul 12.30 WIB, pihak yang ditunggu itu tak kunjung datang. "Sempat tadi kami telpon, tapi enggak diangkat-angkat," ujar Noery.
Sekjen AMS Denda Alamsyah menyatakan hal serupa. "Kami tetap meredam agar tidak akan anarkis. Intinya, kami tetap fokus menuntut Habib Rizieq meminta maaf kepada publik di depan umum," kata Denda.
Lantaran pihak mengaku pengurus FPI Jabar tidak datang, Noery dan puluhan orang didominasi pria tergabung Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat langsung menggelar konferensi pers untuk menyatakan sikap. Usai kegiatan tersebut mereka membubarkan diri secara tertib dan aman (bbn/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini