Harapan itu disampaikan oleh Assistant State Secretary untuk Asia Pasifik Dubes Johannes Matyassy dalam rangkaian pertemuan Dialog Politik dan Sidang Komisi Bersama Ekonomi dan Perdagangan (JETC) di Bern pada Selasa-Rabu, 24-25 November 2015.
Β
Dalam pertemuan Dialog Politik, kedua negara menganggap penting peningkatan kerjasama di bidang hukum khususnya Perjanjian Bantuan Hukum Timbal Balik (MLA).
Dirjen Amerika Eropa (Amerop) Kemlu RI Dian Triansyah Djani, yang memimpin delegasi RI dalam kedua pertemuan, mengangkat harapan Indonesia atas Swiss terhadap pembebasan visa Schengen bagi WNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Β
Pada pembahasan ekonomi dan perdagangaan di JETC, telah dibahas kelanjutan kerjasama pembangunan Indonesia-Swiss dalam kaitan Indonesia sebagai mitra pembangunan utama Swiss periode 2016-2019.
Dirjen Amerop menekankan kerjasama pembangunan Indonesia-Swiss hendaknya bersifat kemitraan sejajar dan difokuskan pada program-program Nawacita.
Mengingat keahlian Swiss di bidang kesehatan, Indonesia mengharapkan kerjasama di bidangΒ penanggulangan dan rehabilitasi pecandu narkoba, manajemen kesehatan, serta pengembangan laboratoria.
Β
Selain bertemu dengan wakil pemerintah Swiss untuk bidang ekonomi dan perwakilan Kamar Dagang Swiss-Asia, Dirjen Amerop juga bertemu dengan komunitas bisnis Swiss yang ingin melakukan atau meningkatkan hubungan dagang di Indonesia.
Mereka antara lain pengusaha farmasi, wakil federasi industri jam tangan Swiss, perusahaan pengolahan hasil laut, serta perusahaan ekstraktif dan pertambangan.
Dirjen Amerop mendengarkan masukan-masukan dan harapan dari para pengusaha Swiss antara lain keinginan agar disepakati perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan EFTA (Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein), serta jaminan investasi melalui suatu perjanjian bilateral perlindungan investasi (BIT).
Β
Dalam kaitan ini, Kepala Perwakilan RI untuk Swiss dan Lichtenstein Dubes Linggawati Hakim mengatakan bahwa Dialog Politik dan JETC merupakan babak baru peningkatan kerjasama RI-Swiss yang difokuskan pada diplomasi ekonomi.
Hubungan bilateral Indonesia-Swiss dimulai sejak 1952. Nilai perdagangan kedua negara dewasa ini mencapai US$ 761 juta dan Swiss merupakan investor ke-15 dengan 91 proyek investasi senilai sekitar US$ 150 juta (2014).
Selain pertemuan, delegasi RI juga telah melakukan kunjungan ke perusahaan inovasi teknologi Swiss, Creaholic AG, untuk menjajaki kerjasama pengembangan bisnis perusahaan tersebut di Indonesia.
ββββββββββDelegasi Swiss untuk Dialog Politik dipimpin oleh Assistant State Secretary untuk Asia Pasifik Dubes Johannes Matyassy, dan pertemuan JETC dipimpin Kepala Hubungan Ekonomi Bilateral, State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Dubes Livia Leu. (es/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini