Sudadi mengajar Biologi di SMAN 6 Solo, Jawa Tengah. Sudadi bercerita, ia mengajar Jokowi saat tahun 1979. Ketika itu, Jokowi kelas 3 SMA.
"Waktu itu kelas 3 tahun 1979, beliau lulus tahun 1980. Beliau duduknya paling depan. Kalau pelajaran Biologi, aktif dan mendengarkan dengan baik," ujar Sudadi saat dihubungi detikcom, Selasa (24/11/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jokowi lantas melanjutkan kuliah di UGM, tepatnya di Fakultas Kehutanan. Sudadi menambahkan, Jokowi memang dikenal sebagai anak yang pandai ketika berseragam putih abu-abu. Bisa dibilang semua pelajaran ia suka dan dipelajari dengan sungguh-sungguh.
"Kimia juga suka, Biologi juga suka. Makanya nilainya bagus-bagus. Saya senang sama dia karena menunjukkan prilaku yang sopan dan baik," imbuh Sudadi.
"Setahu saya beliau tidak pernah jadi ketua OSIS. Kalau kegiatan non akademis lain saya kurang tahu," papar Sudadi.
![]() |
Sudadi menambahkan, rambut Jokowi sempat agak panjang saat duduk di bangku SMA. Akan tetapi, saat itu memang belum ada aturan kalau rambut siswa harus pendek.
"Ya nggak terlalu panjang-panjang juga. Agak gondrong. Karena waktu itu memang tidak dilarang," terang Sudadi.
Sudadi menyebut, masih banyak siswa-siswa lain yang rambutnya lebih panjang dari Jokowi. Meski rambut gondrong belum dilarang kala itu, namun bukan berarti mereka tak tampil rapi.
![]() |
Bercerita mengenai penampilan, Jokowi dikenal sebagai siswa yang kalem dan pendiam. Namun, dia justru akan aktif saat proses belajar mengajar.
"Saya senang beliau orangnya kalem, tenang. Suka sekali memperhatikan pelajaran. Beliau juga ketika SMA nggak geng-gengan," tutur Sudadi.
Meski aktif di kelas, namun Jokowi bukanlah Ketua Kelas. Ia siswa biasa dengan prestasi akademik menonjol yang membuatnya diterima di Universitas Gajah Mada (UGM) tanpa tes.
![]() |
Sudadi dan guru-guru lainnya seperti Sutoto sempat diundang ke acara peringatan Hari Guru Nasional di Istora Senayan. Selain Sudadi, ada nama ibu guru Sutoto yang hadir ke acara dan disalami penuh hormat oleh Jokowi. Setelah itu, mereka diundang makan siang di Istana. (rna/mad)