Nina Herlina, Sejarawan Tekun yang Dapat Habibie Award

Nina Herlina, Sejarawan Tekun yang Dapat Habibie Award

Hardani Triyoga - detikNews
Selasa, 24 Nov 2015 18:13 WIB
Nina Herlina (Foto: Hardani/detikcom)
Jakarta - Berlatar belakang sejarawan, Nina Herlina merupakan salah seorang yang mendapatkan penganugerahan Habibie Award 2015. Dedikasinya sebagai peneliti, penulis, dan pengajar menjadi modal akademisi bergelar profesor ini pantas mendapatkan penghargaan bidang ilmu sosial.

Bagi Nina, sejarawan bukan hanya disiplin ilmu tentang humaniora. Namun, maknanya luas mencakup sektor sosial, politik, dan budaya.

Salah satu upaya yang dilakukannya adalah melakukan penelitian mulai dari Astana Gede Kawali, Kabupaten Ciamis sampai Mesir serta Yunani. Lalu, ia menuangkan hasil penelitian dalam bentuk 43 buku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dalam presentasi makalah, ia juga sudah menginjakkan kakinya di 36 negara di seminar internasional mulai dari Malaysia, Filipina, sampai Bangladesh.

"Kadang saya merenungkan juga arti akademisi dan kegunaan sosial dari karya-karya ilmiah yang pernah saya kerjakan. Saya harus tetap semangat dalam mengimplementasikan yang saya tekuni," ujar perempuan kelahiran Bandung, 9 September 1956 itu di Perpustakaan Habibie dan Ainun, Jl Patra Kuningan XIII, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Menurutnya, sejarawan itu ilmu yang langka dan jarang diminati generasi muda. Namun, ia masih optimistis ilmu yang digelutinya ini memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.

"Sejarawan itu tak sampai 40 orang. 25 orang mungkin profesor. Lainnya doktor-doktor. Ilmu sejarah itu tak punya orientasi materi. Ya, artinya ilmu langka yang kurang peminatnya. Banyak kan sejarawan tapi enggak jadi sesuai bidangnya," tuturnya.

Sebagai sejarawan, menurutnya tak mudah menjalankan tugas. Sebagai sejarawan, ia menghasilkan berbagai produk penelitian yangΒ  monumental. Ia juga didaulat sebagai anggota Badan Pembina Pahlawan Daerah Jawa Barat (2001-2010). Bahkan, hingga sekarang, Nina ditetapkan sebagai Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Jawa Barat.

"Memang sejak 2001, saya mendapat tugas dari Gubernur Jawa Barat sebagai pengusul pahlawan nasional asal Jawa Barat. Sudah 21 orang saya usulkan, namun baru 7 yang goal," sebut dosen Universitas Padjajaran itu.

Di mata Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Nina berhasil 'mempersembahkan' dua gelar pahlawan nasional yaitu KH Abdul Halim dan Sjafruddin Prawiranegara. Saat ini, Nina juga sebagai anggota Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang menjadi unsur penyeleksi pengangkatan pahlawan nasional.

"Tugas itu enggak gampang. Bukan hanya meneliti, tapi juga melawan opini orang-orang dengan data yang kita miliki," sebut ibu dua anak itu dengan logat Sunda. (hty/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads