Peta Interaktif dan 'Robocop' di Pameran Hari Guru Nasional

Hari Guru Nasional

Peta Interaktif dan 'Robocop' di Pameran Hari Guru Nasional

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 24 Nov 2015 06:29 WIB
Foto: Yulida Medistiara/detikcom
Jakarta - Selain Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan 2015, di Istora Senayan juga terdapat pameran alat-alat mengajar atau bahan ajar dalam rangkaian Hari Guru Nasional. Ada dua produk yang menarik perhatian pengunjung, yakni peta interaktif dan 'robocop'.

Di stan Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) yang bekerja sama dengan LPS Malang, ada peta interaktif dan globe interaktif. Alat yang dibuat sebagai hasil kerjasama dengan pihak swasta itu, dijadikan alat pengajaran untuk sekolah.

Lewat peta interaktif, ada tiga tema yang bisa dimainkan siswa. Mulai dari lagu nasional, jelajah nusantara dan ikon tiap daerah. Lagu nasional, bila diklik maka akan memutarkan lagu daerah asal yang ditunjuk. Sementara untuk jelajah nusantara, cara kerjanya dengan memilih nama pahlawan nanti akan ditunjukkan suara nama pahlawan tersebut. Terakhir, peta interaktif yang menunjukkan ikon daerah seperti Monas di Jakarta, Tugu Khatulistiwa di Pontianak dan kawasan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peta interaktif (Foto: Yulida/detikcom)


"Di papan ini ada beberapa sub tema lagi misalnya bandara, jumlah kota dan kabupaten, bahasa daerah dan objek wisata," kata penatar guru dari P4TK, Yasser Awaludin, di arena pameran, Senin (23/11/2015).

Bagaimana dengan globe interaktif? Cara kerjanya sama dengan peta. Bila ditunjuk nama Indonesia, nanti bakal muncul informasi yang dibutuhkan soal negara tersebut, seperti luas wilayah, jumlah penduduk dan lainnya.

Globe interaktif (Foto: Yulida/detikcom)


Menurut Yasser, globe dan peta interaktif tersebut dibuat oleh guru SD sampai SMA di bidang studi PPKN dan IPS. Mereka juga membuat media sederhana seperti peraga lapisan kulit bumi sampai lapisan gunung.

"Ada simulasi gunung merapi pakai soda dan disimulasikan terjadinya gunung merapi larva dan lahar," terangnya.

Alat tersebut banyak digunakan untuk pelajaran siswa SD dan SMP. Diharapkan, para murid bisa menjadi lebih antusias belajar dengan dua alat tersebut.

Simulasi gunung berapi (Foto: Yulida/detikcom)


Robocop

Selain itu, ada juga alat bernama robocop. Alat tersebut menggunakan prinsip hukum hidro statik yang memanfaatkan hukum paskal bahwa tekanan bisa mengarah ke segala arah. Robocop terdiri dari beberapa suntikan, ada selang, dan beberapa balok kayu yang disusun seperti sebuah backhoe.

'Robocop' (Foto: Yulida/detikcom)


"Caranya mudah. Beberapa alat suntikan ditarik dan ditekan yang di dalamnya ada air. Dorongan dan tarikan air tersebut bisa membuat alat tersebut bergerak, misalnya alat pengeruk itu bergeser dari atas ke bawah dan membuka pengaitnya. Di dekat alat pengait itu ada sebuah benda seperti bola yang akan diambil oleh alat tersebut," terang kordinator program Akademi Komunitas Labtek Sedec (Laboratorium Teknologi IPA /Sains Education Center) Wita Sutrisno di arena pameran.

Ide dasar alat tersebut adalah agar siswa bisa lebih memahami konsep fisika dalam hal prinsip kerja dari alat berat. Alat ini sudah selama dua tahun terakhir jadi alat pembelajaran. Pembuatnya tak lain adalah mahasiswa bernama Heri Juanda, yang lulus dengan cum laude saat sidang.

"Banyak terbantu (pengajaran), di D2 itu belajarnya semuanya menggunakan alat peraga," imbuhnya.

Di pameran tersebut, ada puluhan stan yang diisi oleh berbagai kalangan. Mulai dari Kemendikbud, pihak swasta dan USAID Prioritas dan Gizi Paklim. Ada beberapa stand dari P4TKI lain seperti P4TKI Seni dan Budaya dan P4TKI IPA.

Daur Ulang Sampah

Di arena pameran, terdapat juga stan Formasi Forum Guru Independen Indonesia. Mereka memamerkan produk dari daur ulang sampah yang bernilai cukup tinggi.

Laili, guru Geografi SMAN 29 Jakarta Selatan mengatakan, produk yang dihasilkannya dari sampah-sampah plastik. Dari situ, mereka membuat tikar pandan, taplak meja, tas selempang, dompet, tas laptop, tas make up, anyaman taplak meja dan lainnya. Bungkus makanan ringan sampai pelembut pakaian dimanfaatkan.

Daur ulang sampah (Foto: Yulida/detikcom)


"Misal di pasar Senen ada yang menjual bungkus itu, karena ada yang mengumpulkan lagi dijual perseratus lembar," imbuhnya.

Guru-guru yang terlibat mulai dari Malang, Bandung dan wilayah lainnya. Guru-guru tersebut ingin mengajarkan murid soal kerajinan tangan dan berpartisipasi dalam program pengurangan sampah.

"Lumayan walaupun sedikit tapi bermanfaat, dibuang sayang karena ini kan lebih ke pada pelajaran kebersihan lingkungan," terangnya. (dhn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads