Jenazah dimakamkan di samping makam istrinya di makam Astana Girigondo, Temon, Kulonprogo, DIY, Minggu (22/11/2015). Makam tersebut berada disebuah bukit. Untuk menuju makam tersebut harus naik melewati tangga yang jumlahnya cukup banyak.
Ratusan karangan bunga berjajar diΒ kompleks makam. Ribuan warga mengantarkan Sri Paduka Paku Alam IX ke peristirahatan terakhirnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerabat Kadipaten Puro Pakualaman, KPH Kusumopharasto mengatakan setelah pemakaman selesai selanjutnya di Puro Paku Alam akan dilaksanakan tradisi 7 harian, 40 harian dan seterusnya. Masyarakat dipersilakan untuk hadir pada acara tersebut.
"Seperti biasanya, ada 7 hari, terus 40 hari, 100 hari," kata KPH Kusumopharasto di Makam Astana Girigondo, Temon, Kulonprogo.
Ketua MUI Din Syamsuddin saat melayat di Kadipaten Puro Pakualaman mengatakan bahwa Sri Paduka Pakualam IX adalah tokoh pemimpin yang egaliter. Sebagai Paku Alam, tetapi mendiang akrab dengan masyarakat lain.
Paku Alam adalah seorang 'Raja' Jawa tetapi dekat dengan Islam. Din Syamsuddin mengaku merasa sangat kehilangan atas sosok Paku Alam IX dan bukan hanya warga Yogyakarta tetapi bangsa Indonesia. (bag/bag)